setiadi ihsan
setiadi ihsan Dosen

Menulis itu tentang pemahaman. Apa yang kita tulis itulah kita.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saling Memaafkan: Indikator Keberhasilan Puasa?

12 Mei 2021   22:46 Diperbarui: 12 Mei 2021   22:47 1303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Memaafkan: Indikator Keberhasilan Puasa?
Koleksi Pribadi

Merujuk kepada teks al-Qur'an, adalah fakta tertulis bahwa program pelatihan menahan diri (ash-shiyam) merupakan kewajiban bagi kaum beriman. Selanjutnya, adalah fakta bahwa tujuan pelatihan ini adalah satu kondisi kesadaran akan hadirnya Tuhan dalam kehidupan manusia (taqwa).

Dua hal ini, kiranya, sependek pengetahuan saya, aman dari perbedaan tafsir.

Mengenai proses, termasuk praktik ash-shiyam terdapat beberapa tafsir. Dan hal ini bukanlah topik utama dalam tulisan singkat ini, walaupun pada akhirnya, kita tidak bisa dielakkan untuk membahas aspek proses ini.

Siapapun yang percaya akan Allah, dilanjutkan dengan kepercayaan kepada kitabullah yang memberikan tuntunan akan kewajiban pelatihan ini, seharusnya ikut bergabung dalam program ini.

Ash-shiyam, yang berarti menahan diri dipraktikan dalam upaya menahan aktivitas makan, minum dan berhubungan antara suami-istri dalam waktu yang telah ditentukan. Karena ketiga aktivitas halal inilah yang sering kali menjauhkan kita dari penghambaan hakiki kepada-Nya. Al-hasil, Ketaqwaan akan sulit diraih.

Dalam QS 2: 187, salah satu tafsir ekstrim yang tidak popular di kalangan muslim, namun sang mufasir menyatakan bahwa inilah yang paling rasional, menyatakan bahwa tiga larangan justru berbunyi perintah. Pertama, alah upaya untuk mendekatkan diri dengan golongan tertindas (), berikutnya mendapatkan pengetahuan () dan reformasi perilaku () yang memungkinkan Anda untuk membedakan yang benar dari yang salah ( ) dalam terang Alquran ( ). Inilah tafsir lain yang pernah saya dapatkan tentang ayat-ayat ash-shiyam (Aurangzaib Yousufzai, 2017).

Lepas dari adanya praktik yang berbeda, spiritnya adalah mengupayakan pelatihan menahan diri ini dilandasi dengan keimanan dan berujung dengan ketaqwaan.

Fakta tertulis bahwa ujung pelatihan ber-output ketaqwaan, inilah yang sekaligus menjadi kemungkinan ketika hasil yang diperoleh bisa jadi masih jauh dari kriteria ketaqwaan.

Siapa Muttaqiin? atau orang yang berada dalam ketaqwaan? Sungguh banyak penjelasan kata ini dalam alquran. Saya mengambil satu ayat dalam QS 2: 177, bahwa dinyatakan mereka yang bertaqwa adalah mereka yang menjadikan kebajikan sebagai kiblat/ideologi mereka, yaitu: Benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi; menjadi seorang dermawan; (Memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan zakat; menepati janji, bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.   

Kalau ayat ini adalah indikator keberhasilan dalam program pelatihan, maka evaluasi perlu dijalankan atas hasil sebulan penuh kita melakukan proses pelatihan ash-shiyam.

Adalah kebiasaan kita dalam mengakhiri program pelatihan ini dengan do'a atau harapan agar segala amalan dalam pelatihan diterima oleh-Nya sebagai amalan baik/shalih. Tak, lupa menyisipkan kalimat permintaan maaf: Mohon maaf lahir-bathin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun