Trian Ferianto
Trian Ferianto Auditor

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ini Worklife Balance ala Saya: Sehat-Murah-Enak

4 Mei 2021   15:04 Diperbarui: 4 Mei 2021   15:12 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini Worklife Balance ala Saya: Sehat-Murah-Enak
Boleh kerja, tapi jangan lupa jaga kesehatan | Dok. pribadi

Beruntung saya tinggal di daerah yang tidak terlalu merah kondisi penyebaran covid hariannya. Sehingga saya tetap bisa mengusahakan diri melakukan gaya hidup sehat dan tetap produktif.

Gaya hidup sehat ala saya ini hasil dari otak atik gathuk alias mix and match dari segala kondisi dan kebutuhan diri, seperti ketersediaan waktu, dana, dan alat. Hasil kombinasi ini menjadikan saya bisa langsung mengerjakan tanpa perlu effort berat dan hanya perlu menyelipkan kegiatan terpola dalam aktivitas rutin. Jadi saya bisa langsung kerjakan tanpa tapi, tanpa nanti.

Gaya hidup sehat ini pun saya rasakan simpel, murah, dan enak. Nah, barangkali Anda cocok untuk mencobanya dan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Pagi Hari

Saya mengawali pagi hari dengan bangun menjelang subuh. Saya langsung mencuci muka dan mengambil air wudu untuk lanjut pergi ke masjid melaksanakan salat subuh atau salat tahajud jika masih sempat.

Saat salat, saya mengusahakan diri untuk mempraktikkan 'hadir-utuh' selama dalam mode salat: mendengarkan bacaan imam dengan seksama, menyadari keberadaan diri di tempat itu, dan merasakan exhale-inhale (tarik napas dan hembuskan napas) dengan sadar sambil merapalkan doa.

Saya terus melatih pikiran saya untuk fokus dan tidak terganggu oleh monkey mind (istilah meditasi untuk menyebut gangguan pikiran yang mengajak bergelantungan ke sana ke mari).

Ritual pagi ini saya lanjutkan dengan melakukan tafakur (baca: meditasi) selepas salat subuh. Saya biasa melakukan zikir ringan sambil melanjutkan praktik meditasi untuk sadar dan hadir penuh. Tak perlu memikirkan apapun, cukup mengosongkan pikiran (suwung) dan menyadarkan diri untuk menerima apapun kondisi yang terjadi. Menyadari bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari ketentuan Tuhan (qada' dan qadar).

Ini sangat penting untuk saya sebagai bekal energi spiritual dalam menjalankan aktivitas seharian.

Saya menjalani aktivitas ini hingga terbitnya matahari dengan ditutup salat dua rakaat. Namun jika ada kesibukan lain yang harus dihandle berkaitan dengan keluarga (terutama anak-anak) saya melakukan secukupnya saja. Tak perlu memaksakan diri.

Selepas melakukan aktivitas rumah tangga pagi di rumah maka waktu berangkat ke kantor tiba. Saya biasa mengambil aktivitas #runtowork atau #biketowork. Saya bergantian mengambil menu lari ke kantor atau menggunakan sepeda ke kantor jika waktu sedang tidak dikejar-kejar deadline.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun