Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Guru

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Biarkan Nasionalisme itu Tumbuh Setiap Zaman!

20 Mei 2020   23:31 Diperbarui: 20 Mei 2020   23:39 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat pembaca, pandemi Covid-19 adalah musuh bersama. Kolonialisme bangsa barat tidak ada lagi. Hendaknya Covid-19 kita perangi bersama. Itu harapan kita yang membuat kita bersatu kembali.

Membangun solidaritas dan kepedulian untuk memerangi pandemi Covid-19 menjadi isu yang penting dan mendesak saat ini.

Saya pribadi melihat semangat solidaritas dan kepedulian itu ternyata masih ada di dalam diri anak bangsa. Berbagi dan saling menolong masih terlihat di mana-mana. Walaupun di sana-sini masih terlihat ada yang egois, hanya memikirkan keinginan dan kenyamanan diri sendiri.

Bukankah ketika ada seseorang yang tidak menaati prosedur di rumah saja, hanya karena  alasan bosan, sudah lama tidak ke mall, tidak nongkrong bareng teman dan seribu satu alasan lainnya merupakan tindakan egois?

Sekali lagi, kalau ada keperluan mendesak dan benar-benar penting, tentu semua memahaminya. Asalkan tetap menjalan setiap prosedur. Semua ini demi kebaikan kita bersama. Upaya kita memerangi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di negeri ini harus serius.

Barangkali, dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional kali ini, kita jadikan sebagai momentum untuk bersatu melawan Covid-19. Kita harus tetap menghargai mereka yang sudah bersusah payah, ada yang harus meninggalkan keluarga bahkan hingga meregang nyawa.

Itulah sesungguhnya bentuk nasionalisme di masa pandemi Covid-19 ini.

Tentu setiap masa akan berbeda. Bahkan kalau bicara masa depan yang masih misteri, tentu memiliki tantangan tersendiri. Untuk itu, tetap kita pelihara rasa persatuan di dalam diri kita. Kita mencoba untuk selalu melihat persamaan dalam setiap perbedaan. Jangan sebaliknya, melihat perbedaan dalam persamaan. Berharap nasionalisme itupun tetap kuat hingga masa yang akan datang.

Sebagai penutup, tidak kalah pentingnya semangat nasionalisme itu akan semakin kuat ketika didukung dengan semangat kemenangan yang akan dirayakan teman-teman saat "Lebaran Sebentar Lagi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun