Tessa Marlina
Tessa Marlina Mahasiswa

Mahasiswa S2 Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Memaknai Idul Fitri

17 Mei 2022   11:51 Diperbarui: 17 Mei 2022   12:06 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Idul Fitri
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Gema takbir menggema, terasa lebih menyentuh setelah lebih dari 2 tahun kita dirundung pilu akibat virus Covid-19. Suara petasan, kembang api, klakson kendaraan sebagai tanda ramainya jalan-jalan raya di momen saat ini yang menandakan bahwa dunia kembali pulih.

Idul fitri merupakan sebuah momen berkumpulnya keluarga, silaturahmi dengan sanak saudara untuk saling memaafkan satu sama lain. Namun tahukah kalian, apa sebenanrnya yang harus kita maknai di hari raya Idul Fitri?

Di hari raya Idul Fitri, kita mendapat berlimpah kebahagiaan. Setelah melaksanakan ibadah puasa satu bulan lamanya, tentu akan ada hadiah yang diberikan oleh Allah SWT yaitu berupa pahala yang tidak terhitung banyaknya. 

Kemudian di saat idul fitri, dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT sehingga tidak ada lagi kebahagiaan yang lebih membahagiakan selain dihapusnya dosa-dosa kita oleh Allah SWT.  Itu semua merupakan rahmat dari Allah SWT karena niscaya kita dapat masuk ke surga atas rahmat Allah SWT. 

Para orang tua harus khawatir apabila mereka meninggalkan anak-anak mereka dalam keadaan kosong, tidak dibekali pengetahuan dan ilmu agama. 

Jika kita lihat fenomena zaman sekarang ini, orang tua lebih mengutamakan pengetahuan umum daripada pengetahuan agama yang diajarkan kepada anak mereka. Namun kita lihat hasilnya, anak-anak sekarang ini banyak yang membangkang, menyakiti, bahkan membunuh orang tua mereka. 

Anak-anak saat ini lebih mendengarkan, lebih mematuhi apa yang diucapkan orang lain daripada orang tua sendiri. Sadarilah, sedikitnya ada kesalahan kita sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak yang lebih memfokuskan pada hal-hal yang bersifat duniawi, sehingga akhlak dan perilakunya tidak dididik dengan baik. 

Lalu bagaimana dengan anak? Sadarlah, tanpa adanya orang tua kalian tidak akan menjadi seperti saat ini. Memiliki ilmu yang bermanfaat, harta, jabatan, dan segala sesuatu yang dimiliki sekarang. 

Milikilah rasa dan pemikiran "oleh orang lain orang tua dihina, dijadikan jongos apakah se tega itu kita sebagai anak masih memperlakukan orang tua kita dengan buruknya?" Ingatlah, ridho Allah ada pada ridho orang tua, sayangilah, hormatilah mereka sebaik dan se bisa yang kalian mampu.

Di momen idul fitri seperti sekarang ini, lepaskanlah pakaian. Mintalah ampunan dari orang tua, buka lembaran baru. Yang lalu biarkan menjadi pembelajaran. Ibarat sedang berkendara kita sesekali melihat ke spion untuk melihat kebelakang, dan fokus lah pada apa yang ada didepan.   

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun