Taufiq Nur Azis Smart
Taufiq Nur Azis Smart Konsultan

Menebarkan kebaikan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ngaji Gus Baha': Mengenal Tanda Keikhlasan

25 April 2021   20:34 Diperbarui: 25 April 2021   20:58 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngaji Gus Baha': Mengenal Tanda Keikhlasan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan besar terutama dalam berbagi bersama dengan saudara muslim ataupun saudara kita yang lain yakni seluruh umat manusia. Salah satunya adalah memberikan makanan atau berbagi dalam bentuk yang lainnya kepada seseorang disekitar kita yang membutuhkan bantuan kita. 

Namun, ada hal yang perlu kita bersama perhatikan yakni niat dan ketulusan dalam memberikan sesuatu tanpa didasari dengan maksud tertentu. Apabila ketika kita memberikan sesuatu didalam hati kecil ingin diberi pujian, sanjungan atau lainnya maka nilai ketulusan atau Keikhlasan tersebut tidak sampai (derajat keikhlasannya)

Kemudian Gus Baha' memberikan penjelasan bahwa "sebagian dari tanda-tanda keikhlasan seseorang dalam beramal ialah santai dan ceria dalam bersikap. Dengan menampakkan kebahagiaan dan keceriaannya, selain orang lain yang memandangnya akan merasa bahagia, dirinya sendiri pun akan merasa lebih nyaman karena tidak terbebani keinginan mendapatkan balasan.".

Selanjutnya bagaimana bisa tawa dan humor dijadikan sebagai formula untuk merangsang keikhlasan? 

Gus Baha' menambahkan bahwa "poin penting untuk mencapai derajat keikhlasan ialah dengan lupa. Yakni lupa akan jasa-jasanya, bahwa seseorang itu telah berbuat baik kepada orang lain. 

Cara unik menurut Gus Baha' untuk bisa mencapai derajat ikhlas bisa ditempuh untuk membuatnya lupa akan jasa-jasanya ialah dengan guyon."

Inilah merupakan salah satu cara atau metode yang bisa menjadi alternatif agar dalam melakukan amaliah mencapai derajat ikhlas.

Jangan sampai amaliah perbuatan kita selama bulan Ramadhan ini khususnya pada saat berbagi makanan atau apapun itu, tanpa didasarkan pada derajat Keikhlasan. Sehingga amaliah yang telah dilakukan menjadi sebuah kerugian. WaAllahu A'lam

Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kehilafan dalam penulisan artikel ini. Semoga bermanfaat khususnya untuk penulis dan juga kepada seluruh pembaca umumnya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun