Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Penulis

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Berakhirnya Latihan Sebulan

12 Mei 2021   08:25 Diperbarui: 12 Mei 2021   17:49 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berakhirnya Latihan Sebulan
ilustrasi -- salat tarawih di Masjid Agung Pamekasan - Sumber: Kompas.com/Taufiqurrahman

Tiga contoh di atas menggambarkan orang-orang yang tidak lulus alias gagal dalam latihan sebulan pada bulan Ramadan. Maka seorang Ustaz lain, dalam pengajian hari yang berbeda menyarankan agar selama Ramadan kita menyelipkan doa agar Allah menakdirkan kita bertemu lagi dengan Ramadan tahun depan.

*

Nah, itu saja. Sebelum tutup, penulis menambahkan satu hal, sebagai berikut:

Shaum Ramadan dalam Islam merupakan perintah agama yang bersifat wajib. Untuk orang dengan syarat tertentu. Sangat jelas dan tegas aturan dan cara menjalaninya. 

Adalah kurang tepat membandingkan dengan cara berpuasa lain, misalnya cara berpuasa orang Jawa. Puasa "ngebleng, ngrowot, mutih, pati-geni," dan sebagainya. Cara dan tujuannya pun sangat berbeda.

Bila dalam shaum orang Islam (kebanyakan) tampak berbagai kontradiksi maka itu bagian dari cara berpuasa orang awam. Seringkali cara demikian hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Tidak ada atau hilang nilai ibadahnya. 

Tentu berbeda sekali dengan cara berpuasa secara khusus, apalagi cara yang lebih khusus dan khusus (cara puasa para nabi, wali).

Meminta orang lain tidak makan di siang hari dan di tempat terbuka bukanlah keinginan untuk dihormati, melainkan mengingatkan khususnya kepada muslim/muslimah (sebagai mayoritas pemeluk agama di negeri ini) bahwa shaum pada bulan Ramadan sifatnya wajib. 

Jadi, tugas muslim lain mengingatkan bila ada yang melanggar perintah agama tersebut.

Terakhir, tinggal beberapa jam lagi Ramadan 1442 Hijriah berakhir. Untuk muslim-muslimah yang merasa diri lulus dari latihan sebulan ini bolehlah merayakannya dengan perayaan seperlunya. Tidak harus berlebih-lebihan, baik dalam hal sandang, makanan-minuman, maupun bentuk kesenangannya.

Memasang mercon atau petasan merupakan tindakan mubazir, kesia-siaan, dan membuang-buang uang. Bahkan mudik harus ditahan dulu, sabar, tunggu sampai Covid-19 menghilang. 

Baca juga: Menyadari Gagal, Pesan Tunggal, dan Berbaik Sangka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun