Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tips Mengatur Keuangan bagi Perantau Saat Ramadan

18 April 2021   19:49 Diperbarui: 18 April 2021   19:59 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata "Perantau" berasal dari kata dasar "rantau". Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), perantau adalah orang yang mengembara, mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya  di negeri lain. Pada kenyataannya, di Indonesia orang yang bekerja di luar kota pun disebut sebagai perantau.  

Saat Ramadan tiba, para perantau menanti hari libur Idul Fitri agar dapat berkumpul bersama anggota keluarga di kampung halaman. Kegiatan ini sering disebut dengan istilah mudik. Rasa lelah selama merantau seakan sirna ketika Ramadan tiba dan dapat berkumpul dengan keluarga. Sayangnya kegiatan mudik ini identik dengan biaya yang besar. Tak jarang orang tidak mudik karena alasan tidak ada uang.

Ramadan memang memberikan banyak kesan. Jika tidak bisa mengatur keuangan, yang ada malah membuat bengkak pengeluaran. Sebagai seorang perantau, ada lima tips yang dapat diterapkan agar keuangan tetap aman saat Ramadan.

1. Menyiapkan menu sahur dan buka secara mandiri

Selama melakukan puasa, tidak jarang kita tergoda untuk melakukan buka bersama dengan teman. Dalam sebulan, bisa saja melakukan kegiatan buka bersama lebih dari dua kali. Terlebih jika kita termasuk orang yang aktif. Saat melakukan kegiatan ini, otomatis kita perlu merogoh kocek lebih karena membeli makan di luar.

Tawaran makanan di saat menjelang buka puasa juga sangat menggiurkan. Di sepanjang jalan sering dijumpai orang yang menjajakan menu takjil hingga menu berbuka. Praktis memang, tetapi lebih hemat jika mampu menyiapkan menu sendiri. Seandainya memang tidak sempat menyiapkan menu berbuka, setidaknya masih ada waktu untuk menyiapkan menu sahur.

Menyusun menu sahur dan berbuka dan mengolahnya secara mandiri sangat menghemat pengeluaran. Bukan berarti tidak boleh membeli makanan dari luar, melainkan demi penghematan, apalagi bagi yang memiliki pemasukan terbatas.

2. Menggunakan promo Ramadan

Ramadan menawarkan banyak pilihan. Berbagai promo produk dapat kita jumpai di berbagai tempat. Kebutuhan yang kita perlukan dapat lebih hemat dengan membeli saat ada promo Ramadan.

Dalam menyikapi promo ini, sebaiknya perlu membandingkan antara satu tempat dan tempat lain juga. Melakukan pengecekan perbandingan harga menolong kita dalam mengenali suatu barang yang sedang turun harga.

3. Menuliskan prioritas kebutuhan

Adanya tawaran promo selama Ramadan seringkali membuat lapar mata. Menuliskan prioritas kebutuhan merupakan langkah yang bijak supaya dapat membeli barang berdasarkan kebutuhan dan bukan berdasarkan keinginan.

Seorang perantau biasanya sangat suka membawa buah tangan untuk saudara atau teman di kampung halaman. Perlu diperhatikan apakah barang tersebut bermanfaat atau tidak.

4. Membuat celengan

Celengan umumnya digunakan anak-anak sebagai suatu pembiasaan menabung sejak dini. Akan tetapi, ternyata bukan hanya anak-anak yang membutuhkan celengan. Orang dewasa pun membutuhkan celengan untuk melatih pembiasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun