Ramadan bulan perjuangan. Pun begitu bagi mereka yang masih belajar menahan lapar dan dahaga . Cerita ini saya dapat dari Pak Khoirul Alamin semasa kecilnya. Saat puasa adalah sesuatu yang harus dilakukan sebagai bentuk pembelajaran bagi diri.
Saat puasa di sekolah pun kondisi membuat demikian. Khoirul Alamin tetap bisa berpuasa sebagaimana anak-anak lainnya berpuasa. Sebagai anak-anak yang masih belajar, tentunya ada naluri diri ketika haus atau lapar ingin minum atau makan untuk melepaskan rasa tersebut. Di sekolah hal itu tak bisa terjadi karena lingkungan mendukung.
Alhasil sampailah ia dirumah. Dengan rumah yang kosong tanpa orang tuanya. Kebetulan sedang berada di luar. Langsunglah Khoirul menuju ke dapur untuk berbuka puasa. "Wah... mana nih, makanannya ya..." gumam Khoirul
Kesana-kemari dicarinya lauk dan nasi di dapur. Hingga ruang makan pun dicarinya. Tak ada terlihat sama sekali makanan untuk bisa dimanakan. "Kok gak ada..." wajahnya mulai terlihat bingung.
Ternyata memang tak ada makanan di siang itu. Alhasil, ia tak jadi berbuka puasa awal di siang hari itu. Hingga lanjutlah sorenya ia berbuka puasa ketika maghrib. Ternyata suasana yang mendukung membuat puasa anak-anak juga kuat ya... hehe.
Semangat berpuasa!