Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Mengajarkan Disiplin, Terus Menginspirasiku

7 Juni 2019   16:45 Diperbarui: 7 Juni 2019   17:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah sholat Ied di masjid Baithul Muhajirin RSS Sungailiat sedang mendengarkan khotbah Idul fitri 1440H (dokpri)

Ramadan boleh pergi, tapi jejaknya jangan pernah terhapus dapat menjadi pedoman di bulan-bulan lain hingga bertemu bulan Ramdan berikutnya. 

Ungkapan itu sudah selayaknya terpatri di dalam diri masing-masing ummat Islam yang telah menjalani ibadah Ramadan. Juga menjadi inspirasi bagi ummat agama lain yang turut menghargai ummat Islam yang menjalankan ibadah puasa. Kebersamaan yang kuat dalam keberagaman telah tercipta hendaknya terus menginspirasi seluruh warga bangsa bahwa Ramadan itu sebenarnya menyejukkan. Tapi Ramadan 1440 H ini sempat tercoreng dengan aksi ujuk rasa yang berujung anarkis di depan kantor Bawaslu di Jakarta. Insiden itu hanya dilakukan sekelompok kecil orang karena kepentingan politik, namun sebagian besar ummat Islam di Indonesia menjalankan ibadah puasa dengan aman dan lancar.

Setelah Ramdan 1440 H dan merayakan Idul Fitri ada satu sikap sikap yang menginspirasi  terbawa setelah Ramadan adalah disiplin. Baik itu disiplin dalam beribadah, disiplin bersikap hingga disiplin menulis yang telah dibiasakan dalam thrkompasiana. 

Disiplin dalam beribadah itu sesuai dengan niat, ketika pagi harus makan sahur, hingga berbuka puasa. Disiplin beribadah lainnya yakni menjalankan sholat fardu tepat waktu dengan selalu berjemaah hingga sholat sunah Tarawih dan Witir. Bertemu banyak orang di masjid semakin meningkatkan silaturahmi sehingga terwujud ukwah Islamiyah. Kita semua bersaudara, tidak ada amarah seharusnya kehidupan kita semakin damai. 

Bila masih ada amarah ketika Ramadan, berarti kesabaran yang ditempa selama Ramadan belum berhasil membentuk pribadi yang sabar. Namun masih banyak orang yang bisa menahan diri ketika Ramadan dengan tujuan kesempurnaan ibadah guna  mendapatkan pahala yang utuh, tidak terbelah karena dosa dari sikap yang tidak sabar. Bila sabar bisa diwujudkan berarti sebuah kesuksesan dalam menjalankan ibadah puasa. 

Bagi saya kesabaran adalah kunci utama, karena dengan bisa menahan diri selama menjalankan ibadah puasa. Sabar adalah kuncinya. Melatih kesabaran itu penting dalam pengendalian diri. Menahan rasa emosi sehingga bisa meredahkan amarah merupakan kesuksesan dalam diri, yang akan selalu menginspirasi dari Ramdan. Di dalam puasa yang dominan adalah sabar, bila sabar berarti sukseslah puasa.

Disiplin, khususnya dalam melaksanakan ibadah adalah bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Begitu pula ibadah lainnya seperti membayar zakat, bersedekah merupakan bentuk jiwa solidaritas yang terbangun karenanya. Tempaan disiplin selama Ramadan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh karena niat yang tulus semata karena Allah SWT, maka semangat Ramadan akan terus menjadi Inspirasiku. 

Sampai jumpa di Ramadan 1441 H, semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali. Amin. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun