Rina Darma
Rina Darma Penulis

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadan Sempurna yang Tertunda

27 April 2020   23:38 Diperbarui: 28 April 2020   00:03 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Sempurna yang Tertunda
Masjid Raya Ciamis (Foto: Dokumentasi pribadi yang diambil sebelum pandemi Corona)

Ramadan 2020 sebenarnya merupakan bulan suci yang saya tunggu-tunggu dalam enam tahun terakhir. Pikir saya bakal menyambut bulan ini lebih dengan sukacita. Semenjak menikah, saya seakan melewatkan Ramadan begitu saja.

Tahun pertama, saya hamil dengan usia kandungan enam bulan, karena air ketuban yang kurang, oleh dokter saya dianjurkan puasa selang-seling. Ramadan berikutnya saya menyusui. Tahun ketiga, saya kembali diamanahi seorang jabang bayi dalam kandungan sehingga tidak bisa full puasa. Saat Ramadan kembali datang saya masih menyusui. Tahun kelima meski saya sudah bisa puasa penuh tapi karena dua anak yang masih kecil (daripada membuat onar) saya melewatkan tarawih maupun jamaah di masjid.

Bayangan saya bakal melewatkan Ramadan ini dengan indah dan sempurna. Duo krucil yang mulai bertumbuh tak akan se-riweuh sebelumnya saat saya menyiapkan sahur maupun berbuka. Kaki saya yang rindu akan segera melangkah ke masjid. Kedua bocah pun sudah bisa saya ajak ke masjid untuk berjamaah. Namun, yang tertulis di lauhil mahfudz berbeda. Corona menghampiri Indonesia. 

Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sudah seharusnya kita mematuhi himbauan pemerintah dan fatwa MUI. Tidak melakukan dahulu salat tarawih berjamaah di masjid. Toh, semuanya juga demi kebaikan kita bersama. Menyempurnakan Ramadan di masjid kembali tertunda.

Ramadan kali saya berharap bisa mengenalkan puasa pada Kakak dan dia mulai bisa berpuasa meski hanya satu dua jam di usianya yang menginjak enam tahun. Ibadah saya lebih khusyuk karena rewel tak lagi menjadi drama sehari-hari. Bisa puasa sebulan penuh, salat yang tak lagi bolong-bolong, tidak lagi tadarus yang kalau sempat, dan lebih banyak berbuat baik.

Tak lupa saya juga berdoa agar Corona ini memberi banyak hikmah terutama pada diri sendiri. Senantiasa menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) dan lebih mencintai bumi. Sebab, Covid-19 telah menegur manusia agar lebih peduli dengan planet yang dihuninya. Corona justru membuat keadaan bumi membaik setidaknya dalam rentang tiga dasawarsa terakhir.

Bumi telah menyediakan segalanya bagi manusia. Sudah selayaknya kita sebagai khalifah juga memberi yang terbaik. Semoga vaksin virus yang menular dengan cepat ini segera ditemukan dan Corona segera berlalu dari Tanah Air dan segalanya bisa beraktivitas normal kembali.

Mari bersama memanjatkan doa perlindungan agar kita semua terhindar dari pandemi ini. Doa ini saya salin dari tugas hafalan belajar Kakak selama #dirumahsaja

"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL BARASHI WAL JUNUUNI WAL JUDZAAMI WA MIN SAYYI-IL ASQAAMI"

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala penyakit buruk lainnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun