Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Decluttering", Menyingkirkan Barang Koleksi agar Hidup Lebih Bisa Dinikmati

5 Mei 2021   07:48 Diperbarui: 5 Mei 2021   07:57 2033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Decluttering", Menyingkirkan Barang Koleksi agar Hidup Lebih Bisa Dinikmati
Setelah belajar tega, saya sadar decluttering membuat hidup lebih bisa dinikmati (clutterbgone.ca)

Sama dengan koleksi benda apa pun, pada dasarnya itu adalah bentuk keegoisan diri kita. Kita egois menyimpan benda-benda tertentu, sementara di luar sana mungkin ada yang lebih membutuhkan. Di tangan kita barang-barang itu menganggur tidak terpakai, sementara di tangan orang lain mungkin barang yang kita koleksi itu lebih bermanfaat.

Dengan kata lain, kutipan dari BookCrossing itu dapat kita maknai menjadi

Jika kamu mencintai barang koleksimu, biarkan mereka pergi

Decluttering, Menyingkirkan Barang-barang Koleksi

Jadi, sejak membaca kutipan itu, saya mulai melepas satu per satu koleksi buku saya. Kebanyakan saya sumbangkan untuk perpustakaan umum atau taman baca. Sebagian lagi saya berikan ke teman-teman yang meminta. 

Koleksi buku yang perlahan mulai menyusut (dokpri)
Koleksi buku yang perlahan mulai menyusut (dokpri)
Meskipun begitu, sisi egoisme saya ternyata masih mendominasi. Ada beberapa koleksi buku yang rasanya masih sayang untuk saya lepaskan ke "alam liar". Terutama buku-buku yang masuk kategori evergreen, alias tidak pernah bosan untuk dibaca ulang. Juga buku-buku referensi khusus yang masih saya perlukan.

Sejak terbiasa melepas koleksi buku, saya akhirnya terbiasa pula melakukan decluttering, alias menyingkirkan membuang barang koleksi atau benda-benda lain yang tidak terpakai. Meski begitu, bukan perkara mudah untuk membuang barang-barang yang tidak terpakai ini.

Bahkan istri saya sempat marah ketika saya mengajaknya bersih-bersih koleksi baju, sepatu sampai toples tupperware.

"Ini masih muat kok, Mas."

"Aduh, ini kan baju kenangan?"

"Sepatu model ini kan masih tren?"

"Jangan dong, tupperware beli mahal-mahal kok mau dikasihkan orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun