Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Akibat Tak Hafal Bacaan Surah Al Quran, Salat Jadi Ambyar

12 Mei 2020   05:50 Diperbarui: 12 Mei 2020   05:48 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biasanya, salat tarawih yang cepat itu imamnya membaca surah-surah yang pendek (gambar ilustrasi: assalafiyahbrebes.com)

Ketika masih kecil hingga remaja dulu, aku selalu memilih masjid atau mushola yang pelaksanaan salat tarawihnya cepat dan tidak diselingi ceramah agama. Aku seolah merasa tersiksa jika salat tarawihnya lama, bacaan suratnya panjang-panjang ditambah ada ceramahnya pula. Sementara di luar sana seharusnya ada banyak aktifitas menyenangkan yang bisa kulakukan bersama teman sepermainan.

Itu sebabnya, masjid atau mushola yang salat tarawihnya cepat selalu penuh dengan jamaah. Tak hanya anak-anak atau remaja, banyak pula orang dewasa yang ingin melaksanakan salat tarawih ekspress.

Seiring waktu, pemahaman agamaku semakin baik sehingga mulai mengerti kalau salat itu harus sempurna, baik dalam gerakan maupun bacaan salatnya. Lha, kalau salatnya cepat-cepat seperti maling dikejar polisi begitu, mana bisa sempurna?

Biasanya, salat tarawih yang cepat itu imamnya membaca surah-surah yang pendek. Kalau tidak An Naas, Al Falaq, ya paling sering Al Ikhlas. Pokoknya surah pendek yang sudah hafal di luar kepala sejak waktu kecil dulu.

Nah, bicara bacaan surah-surah pendek ini, ada satu anekdot yang sudah dikenal luas di kalangan warga Nahdliyin.

Suatu ketika di jaman kuliah, sekelompok mahasiswa yang menghuni satu rumah kontrakan ingin salat tarawih di rumah saja. Maklum, saat itu malam minggu, pinginnya cepat ketemu dengan pasangan masing-masing.

Karena belum ada yang berpengalaman jadi imam salat, maka Kadir, yang paling tua di antara mereka ditunjuk menjadi imam salat.

Pada rakaat pertama salat Isya, Kadir memutuskan untuk membaca "Qul hu" (Al Ikhlas) setelah Al Fatihah. Pada rakaat kedua, lama sekali tidak terdengar bacaan apapun dari mulut sang imam usai membaca Al Fatihah.

Beberapa makmum di belakangnya kemudian memberi "kode" dengan cara batuk-batuk kecil. Dan mungkin karena habis kesabaran, seorang makmum menyuarakan batuk dengan keras. Barulah kemudian terdengar suara dari sang imam.

Namun, bukan bacaan surat Al Qur'an. Melainkan sambil menoleh kebelakang, Kadir bertanya pada makmum dibelakangnya,

"Boleh saya baca 'Qul hu' lagi?"
Dan para makmum pun serentak menjawab, "Boleh...."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun