Nining Prasetyaningtyas
Nining Prasetyaningtyas Freelancer

Mom Blogger yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kenangan Indah Bulan Ramadan di Masa Kecil, No 2 Tak Akan Terulang Kembali

19 April 2021   22:15 Diperbarui: 19 April 2021   22:49 2773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan Indah Bulan Ramadan di Masa Kecil, No 2 Tak Akan Terulang Kembali
cokelat-dan-oranye-netral-lembut-organik-fesyen-pemasaran-presentasi-1-607d9e438ede4868660ab543.jpg

Sejak mengenal bulan Ramadan di masa kecil hingga sekarang, saya selalu membayangkan keseruannya. Suasana yang sangat berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya, di mana dalam sebulan penuh kita wajib melaksanakan ibadah puasa, yang akan diganjar pahala keberkahan dari Allah SWT. Keseruan berlomba dalam ibadah dan kebaikan itulah,  yang membuat saya hingga kini sangat menikmati kenangan indah  bulan Ramadan yang pernah terjadi dalam hidup saya.

Sebagai seseorang yang terlahir di tahun 80 an, otomatis kenangan yang pernah ada di bulan Ramadan sangatlah berbeda,  dengan apa yang dialami anak-anak zaman sekarang. Zaman anak-anak milenial yang semuanya serba praktis, namun tak meninggalkan kesan berarti. Tetapi memang begitulah yang dinamakan perubahan. Dan sejatinya kita harus selalu siap dengan segala perubahan itu.

Berbicara tentang kenangan indah bulan Ramadan di masa kecil, saya memiliki beberapa cerita menarik, yang masih teringat hingga kini. Dan ada diantaranya yang tak akan terulang kembali. Kenangan apa sajakah itu? Yuk, simak terus cerita saya sampai selesai ya.

Kenangan Indah bulan Ramadan di Masa Kecil

Masa Awal Belajar Puasa. 

Dari tiga bersaudara, di mana saya adalah anak perempuan satu-satunya, berlomba-lomba belajar puasa menjadi hal yang seru. Seolah tak mau kalah dengan saudara laki-laki, saya berusaha keras belajar berpuasa hingga selesai. Dan di momen inilah saya teringat adik laki-laki,  yang sempat pingsan menjelang waktu berbuka, dikarenakan memaksakan diri menunaikan puasa hingga adzan maghrib. Meskipun kami sekeluarga sempat khawatir dengan kondisinya, namun semangatnya sungguh menjadi teladan bagi kami semua

happy-family-607d9e28d541df19d231e072.jpg
happy-family-607d9e28d541df19d231e072.jpg
Beribadah dan Berkumpul Bersama Keluarga.

Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana namun berlimpah kasih sayang orangtua. Setelah selesai beribadah salat bersama di masjid, kami lanjutkan dengan makan malam. Setelah itu seperti biasa kami berkumpul di teras rumah untuk menikmati indahnya  malam. Rumah saya yang hanya memiliki empat tetangga di sepanjang gang, menjadikan suasana malam hari terasa sangat syahdu. Terlebih ketika ayah yang sangat menggemari wayang,  selalu menceritakan kepada kami kisah-kisah dalam dunia pewayangan yang sarat akan nilai-nilai kebaikan. Dan kini semua itu tak pernah bisa saya ulang kembali, karena kedua orangtua  sudah berpulang kepada Sang Maha Pencipta.

Hangatnya Silaturahmi.

Di masa kecil saya, hubungan silaturahmi antara saudara dan tetangga terjalin sangat akrab. Tak hanya di bulan Ramadan, tetapi hampir setiap hari demikian adanya.  Maklumlah, karena saat itu saya berada di zaman yang belum pernah tersentuh teknologi seperti gawai, maka silaturahmi dilakukan dengan bertemu langsung. Alhasil dari kegiatan silaturahmi secara langsung tersebut, kami belajar banyak hal tentang saling menghormati antara sesama manusia. Juga belajar untuk saling membantu orang lain yang kesulitan. Semua terasa indah dalam kebersamaan.

Dunia Anak-anak yang Apa Adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun