Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Guru

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Manajemen Kecewa, Manajemen Iman, dan Manajemen Sehat untuk Hidup yang Lebih Baik

4 Mei 2021   23:58 Diperbarui: 5 Mei 2021   00:11 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajemen Kecewa, Manajemen Iman, dan Manajemen Sehat untuk Hidup yang Lebih Baik
Ilustrasi Kecewa. Gambar oleh Engin Akyurt dari Pixabay 

Nah, adapun implementasi manajemen iman bab syukur yang sedang aku usahakan menjadi #MyNewHealthyLifestyle saat ini ialah dengan membagi penghasilan sebesar minimal 10% untuk sedekah sewaktu baru gajian.

Mengapa tidak menunggu sisa kebutuhan saja? Aih, jujur deh. Kalau kita menunggu sisa penghasilan baru kemudian memanfaatkannya sebagai sedekah, niscaya hal tersebut akan sulit terwujud. Mengapa?

Namanya juga manusia, dan manusia itu sering khilaf terlebih lagi saat pegang duit. Matanya jadi lapar, tangannya jadi gatal, dan telinganya mungkin sering kepanasan gegara diteriaki oleh ATM supaya cepat-cepat menarik uang untuk jajan. Huuuh!

Percayalah. Dengan manajemen iman yang lurus nan mantap, hidup kita bakal lebih baik dan juga sehat. Sehat karena lapangnya hati.

Manajemen Sehat

Manajemen hidup sehat dengan madu KOJIMA. Dok. Ozy V. Alandika
Manajemen hidup sehat dengan madu KOJIMA. Dok. Ozy V. Alandika

Hati sudah lapang, kekecewaan sudah sirna, perasaan sudah tenang, dan sekarang saatnya kita berkisah tentang kesehatan.

Lho, mengapa sedari awal yang dibicarakan adalah tentang hati dan perasaan terlebih dahulu? Sejatinya sumber utama motivasi seseorang adalah hati sebagaimana yang juga diterangkan dalam hadis Nabi. Jadi?

Percuma kita bicara sehat secara fisik jikalau hati ini terlalu sempit, terlampau banyak memendam kekecewaan, hingga ada bertumpuk-tumpuk penyakit hati lainnya. Alhasil, jikalau hati sehat, maka upaya untuk menyehatkan fisik alias jasmani menjadi lebih mudah.

Maka dari itulah manajemen sehat kita letakkan pada poin terakhir. Banyak pakar berdakwah seraya menyarankan agar kesehatan dijadikan sebagai gaya hidup, tapi tetap kunci utamanya "kesehatan itu berawal dari hati".

Dari hati ada niat, lalu ada keinginan dan harapan. Untuk mewujudkan niat, barulah kita take action seraya mengupayakan sebuah konsistensi.

Lalu, bagaimana menciptakan manajemen hidup sehat? Ketika berkisah tentang hidup sehat, maka ada dua pola yang selalu mendapat lirikan. Pola pertama adalah asupan yang bergizi, sedangkan pola kedua adalah olahraga.

Mengapa aku sebut pola? Karena sejatinya kesehatan itu punya pola dan pola tersebut selalu berulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun