Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Wiraswasta

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menyerap Semangat Kebaikan Sang Buddha dan Mengaplikasikannya di Bulan Ramadan

7 Mei 2020   15:28 Diperbarui: 7 Mei 2020   15:23 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyerap Semangat Kebaikan Sang Buddha dan Mengaplikasikannya di Bulan Ramadan
Pelepasan lampion saat Waisak. Source image kompas.com

Saya lahir dan dibesarkan di keluarga yang menganut agama Islam. Dari kecil, lingkungan pertemanan saya ya itu-itu saja. Saya tahu sih di luar sana ada orang yang beragama lain di mana mereka memiliki kepercayaan akan Tuhan yang berbeda dengan saya. Di kampung, keluarga kami bahkan berhubungan baik dengan satu keluarga beragama Katolik

Kalau ada legacy yang (kelak) ditinggalkan orang tua, dapat dibilang salah satunya adalah pendidikan toleransi. Alhamdulillah, sejak saya dan saudara kecil, kami dididik untuk menerima perbedaan. Terutama di segi perbedaan agama.

Keberagaman lingkungan makin meluas saat saya berkuliah di mana di satu kelas lengkap terdiri dari 5 agama utama. Setiap hari raya, kami bergiliran saling mengunjungi satu sama lain. Nggak ada kejengahan ataupun rasa sungkan. Kami lakukan itu atas asas pertemanan dan... toh dengan saling berkunjung gak lantas bikin keimanan kami luntur, kan?

Mengenal Sekilas (Agama) Buddha

Di beberapa kesempatan, saya beruntung dapat berkunjung ke kota/negara di mana banyak pemeluk Agama Buddha-nya. Saat ke Bangkok, Thailand, untuk pertama kalinya saya bersentuhan secara lebih dekat dengan beberapa vihara yang menjadi tempat beribadah umat Buddha. Menarik melihat cara mereka beribadah. Walaupun caranya totaly berbeda dengan yang biasa saya lakukan, namun melihat mereka melakukannya dari kejauhan, saya merasakan damai yang sama.

Di Hong Kong, saya bahkan berhasil naik melewati 268 anak tangga ke atas kawasan di mana terdapat Patung Buddha Tian Tan berada. Ini adalah salah satu patung kebanggaan warga Hong Kong yang konon jika cuaca bagus keberadaan patung berukuran 34 meter dengan berat 250 ton ini dapat dilihat dari Macau. Wow!

The Big Buddha di Hongkong. Sumber omnduut.com
The Big Buddha di Hongkong. Sumber omnduut.com

Saat kuliah, sahabat-sahabat terbaik saya beragama Buddha. Walaupun saya gak paham betul kegiatan mereka saat beribadah, namun yang saya tahu mereka orang-orang yang baik. Oh well, mau agama apapun akan selalu ada bad guy & good guy, kan? untungnya, sejauh ini, kesan saya terhadap teman-teman yang beragama Buddha itu selalu positif.

Agama Buddha atau Buddhisme adalah agama terbesar keempat di dunia dengan lebih dari 520 juta pengikut atau meliputi 7% populasi di dunia. Sesuai namanya, Agam Buddha dijalankan berdasarkan ajaran-ajaran awal Buddha. Suprisingly, agama ini lahir di India kuno sebagai salah satu tradisi Sramana sekitar abad ke-6. Menarik, ya karena India dikenal sebagai negara dengan mayoritas pemeluk agama Hindu.

Menyerap Semangat Kebaikan Waisak di Bulan Ramadan

Tepat pada hari ini, Kamis 7 Mei 2020, umat Buddha merayakan Waisak yang menjadi hari suci agama Buddha. Di India, hari Waisak dikenal dengan nama Visakah Puja. Nama "Waisak" sendiri diambil dari bahasa Pali "Wesakha" yang berarti "Hari Buddha".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun