Nurul Widya Lestari
Nurul Widya Lestari Seniman

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Etika Pergaulan Islam dengan Lawan Jenis di Lingkungan Masyarakat

19 Juni 2020   18:10 Diperbarui: 19 Juni 2020   20:06 2429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Etika Pergaulan Islam dengan Lawan Jenis di Lingkungan Masyarakat
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemahaman masyarakat, lebih-lebih kaum Muslim, terhadap sistem pergaulan pria wanita (an-nizhm al-ijtim') dalam Islam mengalami kegoncanganyang sangat  dahsyat. Pemahaman mereka amat jauh dari hakikat Islam, dikarenakan jauhnya mereka dari ide-ide dan hukum-hukum Islam.

Kaum Muslim berada di antara dua golongan. Pertama, orang-orang yang terlalu melampaui batas (tafrith), yang beranggapan bahwa hak wanita adalah berdua-duaan (berkhalwat) dengan laki-laki sesuai kehendaknya dan keluar rumah dengan membuka auratnya dengan baju yang tidak sepantasnya untuk dipakai wanita muslim. Kedua, orang-orang yang terlalu ketat (ifrath), yang tidak memandang bahwa di antara hak wanita ialah melakukan usaha perdagangan. Mereka pun berpandangan bahwa wanita tidak boleh bertemu dengan pria sama sekali, dan bahwa seluruh badan wanita adalah aurat termasuk wajah dan telapak tangannya.

Dengan adanya dua golongan tersebut,yaitu terlalu melampaui batas dan terlalu ketat, mulai hilang satu persatu  akhlak mereka  dan muncullah pikiran-pikiran yang kurang sopan. Akibatnya, timbul keretakan dalam interaksi sosial dan kegelisahan di tengah keluarga-keluarga muslim. Timbul pula banyak kemarahan dan keluhan di antara anggota keluarga serta berbagai perselisihan dan permusuhan di antara mereka.

Oleh karena itu, muncullah perasaan perlunya menciptakan keluarga yang utuh dan bahagia yang memenuhi jiwa seluruh kaum Muslim. Upaya untuk mencari solusi guna mengatasi masalah tersebut telah menyibukkan pikiran banyak orang. Muncullah berbagai macam upaya untuk mengatasi masalah  ini.

Ada juga yang menulis buku dengan menjelaskan pemecahan masalah interaksi pria-wanita dan memasukkan beberapa pasal atas undang-undang peradilan agama. Banyak juga pihak yang berupaya menerapkan pendapat-pendapatnya pada keluarga mereka sendiri, seperti istri dan anak perempuan mereka. Ada pula kalangan yang berpendapat dalam peraturan sekolah dengan memisahkan siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Hal ini lahirlah berbagai upaya yang beraneka ragam. Akan tetapi, seluruh upaya mereka itu belum menghasilkan pemecahan atau jalan keluar dan belum berhasil menemukan suatu sistem pergaulan pria-wanita yang baik dan benar. Mereka belum pula menemukan satu jalan pun untuk melakukan perbaikan. Hal ini terjadi karena sebagian besar kaum Muslim tidak memahami masalah hubungan antara lawan jenis.

Akibatnya, mereka tidak pernah mengetahui cara yang memungkinkan kedua lawan jenis itu untuk saling tolong menolong sehingga menghasilkan kebaikan bagi umat dengan adanya tolong menolong itu. Mereka benar-benar tidak memahami ide-ide dan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan pergaulan pria wanita. Adanya faktor tersebut menjadikan mereka sibuk untuyk berdiskusi mencari jalan keluar yang saling menguntungkan antar umat muslim dan tidak merugikan pihak yang berkaitan ataupun yang tidak berkaitan.

Lantas bagaimana seharusnya kehidupan berinteraksi dengan lawan jenis yang  sesuai  dengan syariat Islam?

Etika berinteraksi dengan lawan jenis yang Pertama, sebaiknya kita selalu menjaga pandangan yaitu dapat menjaga mata dari hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat.

Kedua, tidak berdua-duaan hal ini tidak hanya dilakukan secara nyata namun menggunakan ponsel atau biasa disebut online dengan saling membuka aurat satu sama lain. Hal itu juga jelas diharamkan oleh islam.

Ketiga, janganlah wanita sebagai  mendesah atau membuat-buat dalam berbicara dengan lawan jenis, hal ini dapat membangkitkan syahwat serta dapat memancing seorang laki-laki yang sedang diajak berbicara. Ketiga hal tersebut sudah diatur dalam islam, maka kita sebagai hambaNya tidak boleh melawan hal yang telah diharamkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun