nauval afnan
nauval afnan Wiraswasta

Bujangan alay bergelar Sarjana Sastra

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tradisi Mudik dalam Sejarah Perkembangan dan Kearifan Budaya Lokal Indonesia

11 Juni 2019   15:02 Diperbarui: 11 Juni 2019   15:27 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Mudik dalam Sejarah Perkembangan dan Kearifan Budaya Lokal Indonesia
1001indonesia.net

Ritual Barong Ider Bumi ketika dielaborasikan dengan tradisi mudik keterkaitannya yaitu tradisi ini berlangsung dalam momentum khusus diselenggarakan setiap tanggal 2 Syawal atau hari raya ke-2 Idul Fitri. Mengingat Hari Raya Idul Fitri merupakan momentum besar umat Islam.

Selain itu sembur othik othik atau menyebarkan uang koin dan kenduri merepresentasikan berbagi angpao dan makan bersama dimana dua kegiatan tersebut tidak terlepas dari tradisi mudik.

Refleksi mudik juga dapat ditemui dalam tradisi Toron di Madura yang berarti turun. Toron bermakna pulang ke kampung halaman. Tradisi Toron terjadi menginat masyarakat Madura lekat dengan warga rantau oleh karena itu pulang ke kampung halaman juga merupakan momentum yang dinanti oleh masyarakat rantau dari Madura.

Islitah Toron memiliki makna filosofis yang dimaknai sebagai pribadi yang rendah diri, tidak melupakan tanah kelahiran, dan memposisikan diri sebagai masyarakat yang menjunjung nilai luhur. Ada 3 momentum tradisi Toron yaitu Hari Raya Idul Fitri, Maulid Nabi SAW, dan Hari Raya Idul Adha.

Dari ketiga momentum tersebut Toron banyak dilakukan pada saat Hari Raya Idul Adha. Momentum tersebut juga dimanfaatkan untuk ziarah haji yaitu berkunjung ke rumah jamaah yang pulang dari ibadah haji untuk meminta doa keselamatan.

Masyarakat Madura sangat antusias melakukan ziarah haji karena mereka menganggap jamaah haji sepulang dari Masjidil Haram memiliki status sosial yang tinggi yang kemudian diasumsikan memiliki doa yang mustajab. Maka dari itu warga rantau Madura sangat antusias dengan tradisi Toron pada saat Hari Raya Idul Adha.

Dari berbagai refleksi tradisi mudik di Indonesia yang luhur seperti contoh di atas, kini tradisi mudik mengalami pergeseran fungsi. Gegap gempita menjelang mudik diramaikan juga oleh penjual jasa tukar uang baru serta obral besar besaran di mall.

Tradisi mudik zaman dulu dilakukan secara natural untuk mengunjungi dan berkumpul dengan keluarga. Namun saat ini tradisi mudik selain berkumpul dengan keluarga juga sebagai ajang menunjukkan eksistensi dirinya selama di perantauan. "Pada era ini kebanyakan pemudik memaksakan diri untuk tampil sebaik mungkin, cenderung wah," kata Silverio, kompas.com (6/5/2018).

Sumber:
kbbi.web.id/mudik
nasional.kompas.com
travel.kompas.com
kompasiana.com/kaulehtorul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun