Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menyapih Hawa Nafsu

12 Mei 2021   22:56 Diperbarui: 12 Mei 2021   23:00 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Cinta dunia harus disapih. Hawa Nafsu harus disapih. Bagaimana cara termudahnya? Bagaimana cara memulainya? Berpuasa adhr, terus berpuasa sepanjang tahun kecuali hari-hari yang diharamkan. Memang banyak yang berbeda pendapat, tetapi ada juga yang membolehkan.

Dalam kitab Shifatush Shafwah,   para tabiin beragam dalam mengaplikasikannya. Ada yang berterus terang berpuasa ada yang tidak. Yang terus terang, bila ada seseorang yang menjamu atau mengajak makan, maka sang Tabiin mengatakan sedang berpuasa. Ada juga yang ikut jamuan makan tersebut untuk menghormatinya. Jadi hari itu dia membatalkan puasanya, tetapi setiap pagi berniat puasa adhr.

Perut sumber hawa nafsu. Bila bisa mengelola perut, berarti bisa mengelola hawa nafsu. Bila bisa mendidik perut, berarti bisa mendidik jiwa. Bila bisa menjaga perut berarti bisa menjaga akhlak. Para ulama salaf, bila merasakan ketidaknikmatan dalam beribadah. Bila merasakan kehampaan beribadah. Bila sulit khusyu. Yang pertama diperiksa adalah apa yang masuk ke dalam perutnya. Diperoleh dari mana makanan tersebut?

Para ulama salaf bila merasakan kehampaan beribadah yang diperiksa adalah harta yang digunakan dan dikumpulkan, diperoleh dari mana? Abu Bakar memuntahkan susu yang telah diminumnya karen tidak tahu sumber susu tersebut.

Abu Yazid Al-Bustami merasakan kegelisahan. Ibadahnya tidak khusyu. Lalu dia menyusuri apa yang dimasukkan ke perutnya. Menyusuri harta yang digunakannya. Ternyata tidak diketemukan yang haram dan syubhat. Lalu dia menghadap ibunya. Saat dia di kandungan. Saat masih kecil, apakah ada yang syubhat yang dikonsumsi ibunya? Ternyata ada. Sang ibu lalu memohon keridhaan orang tersebut. Sejak itu Abu Yazid Al-Bustami, sang sufi, baru merasakan kenikmatan beribadah.

Waspadalah terhadap perut. Karena bisa menjadi kobaran hawa nafsu. Menurut imam Al-Ghazali, mereka yang tidak bisa mengelola perut tidak akan bisa mengelola syahwatnya. Kobaran syahwat bersumber dari perut.

Dalam Riyadhus Shalihin, mereka yang mati karena berjuang terhadap perutnya maka akan dicatat sebagai mati syahid. Cobalah menyapu dunia dan hawa nafsu, dimulai dengan banyak berpuasa terutama di bulan Rajab dan Syaban ini.

Channel Youtube Dengerin Hati
Nasrulloh Baksolahar 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun