Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Full Time Blogger

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tiga Jurus Jitu Vitalitas Gaya Hidup Sehat

4 Mei 2021   06:16 Diperbarui: 4 Mei 2021   06:17 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Jurus Jitu Vitalitas Gaya Hidup Sehat
Ngabuburit bersama keindahan sunset, salah satu bekal mindfulness nan indah dan menenangkan. Dokpri - sunset Gili Trawangan Lombok

Wajib masker, tas kain, menjaga jarak dan jauhi kerumunan. Sesekali terpaksa tetap keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan. Dokpri
Wajib masker, tas kain, menjaga jarak dan jauhi kerumunan. Sesekali terpaksa tetap keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan. Dokpri
Ramadan tahun ini, saya tak boleh kalah lagi. Untuk itu, saya sudah persiapkan tiga jurus jitu. Tiga jurus yang saya yakini membantu saya tetap aktif, sehat dan berhasil merayakan kemenangan di Iedul Fitri, tanpa sekalipun batal puasa karena asma kumat.

Pertama, komit dan konsisten terapkan mindfulness.

Saya mulai menerima dan membiasakan diri tidak lagi bekerja kantoran. Di banyak profil sosmed, yakin menuliskan 'full time blogger'. Yup, Me Time terbaik saya adalah menulis. Menulis membantu otak saya bekerja optimal. Tentu juga bersamaan dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Penerimaan yang penting, pekerja dan kini menjadi ibu rumah tangga biasa. Penerimaan yang diikuti etos kerja sama tinggi seperti saat masih bekerja dulu. Tak ada lagi celah untuk mengeluhkan apapun. Insha Allah aamiin.

Kedua, manajemen waktu yang lebih baik. 

Ini juga adalah kunci utama, manalagi di malam-malam terakhir Ramadan. Saya tak ingin kendor sedikit pun, beribadah sunnah-sunnah khas bulan puasa. 20 rakaat Tarawih, tiga rakaat Witir, beberapa rakaat sunnah malam dan Dhuha, Tadarus dan masih banyak lagi ibadah sederhana lain. Ibadah yang tetap seiring dengan rutinitas pekerjaan rumah tangga dan pastinya menulis.

Ketiga, menambahkan KOJIMA, Madu dengan 3 kebaikan yaitu Korma, Jinten (Habbatussauda), dan Madu. 

Air putih yang cukup, buah-buahan dan Kojima. Upaya tetap sehat di gaya hidup baru bersama pandemi Corona. Dokpri
Air putih yang cukup, buah-buahan dan Kojima. Upaya tetap sehat di gaya hidup baru bersama pandemi Corona. Dokpri
Iyap, rasa manis segar Kojima disukai keluarga kecil saya. Mulai dari suami saya yang pekerja serabutan dan sedang sibuk selesaikan proyek membangun kandang ayam. Di awal puasa lalu, ia juga sampai  menginap di kota lain. Bersama bos dan teman kerjanya,  menyelesaikan proyek eksterior satu rumah dua lantai. Lalu si sulung di kelas akhir SMK, yang sesekali sekolah luring, tugas dan ujian daring, serta bekerja di ibu temannya. Ia bersama temannya, membantu usaha kue kering, membuat, membungkus serta kadang delivery antar kecamatan. Ada pula si bungsu (kelas 5 SD), yang juga sekolah luring dan daring, serta sekali waktu bermain bersama sepupu-sepupunya.

Suami meminum dua sachet, satu sebelum tidur dan satu usai sahur. Gimana dong, pekerjaannya membutuhkan tenaga fisik yang prima. Saya juga meminum dua sachet di awal Ramadan, dan karena sekarang sudah tidak khawatir lagi dengan kumatnya asma, saya meminum satu sendok makan sebelum tidur dan usai sahur. Anak-anak, kadang meminta dicampurkan di segelas teh hangat mereka. Seringkali ikut saya, meminum sesendok jelag tidur dan usai sahur. Kojima, madu dengan kebaikan yaitu Korma, Jinten (Habbatussauda), dan Madu, bisa dinikmati mulai dari yang berumur 2 tahun lho ^^ 

Masker, hand sanitizer dan Kojima. Gaya hidup sehat baru keluarga kecil saya. Dokpri
Masker, hand sanitizer dan Kojima. Gaya hidup sehat baru keluarga kecil saya. Dokpri
Keluarga kecil yang sibuk, jamaknya keluarga kecil Indonesia, di kota kecil sampai kota-kota besar. Mengapa Kojima? Di samping rasa manis asamnya yang segar, tentu juga karena ekstra manfaatnya yang lengkap. Tiga kebaikan yang ada di kandungan Kojima, bersumber dari Korma, Jinten (Habbatussauda), serta madu. Kekayaan vitamin, mineral dan serat di sebutir Korma diantaranya membantu pencernaan agar terhindar dari konstipasi, masalah jantung, serta tentu sugesti positif mengekor kebiasaan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW dikenal sangat menyukai Korma dan cukup sebutir menjadi pembatal puasa beliau. Nah, asma kronis saya, bisa teredam oleh manfaat Habbatussauda, si Jinten hitam. Imunitas tubuh, esktra energi dan penangkal radikal bebas, sebagian dari kebaikan-kebaikan yang di'sumbang'kan dari Madu. Pas dan komplit dengan apa yang dibutuhkan saya, juga keluarga kecil saya.

Alasan berikutnya mengapa saya memilih Kojima, varian kemasannya mudah saya dapatkan di kota kecil saya. Ujung timur pulau seribu masjid, Lombok. Satu boks berisi 5 sachet, masing-masing dikemas 15ml, saya dapatkan di salah satu gerai mart-mart-an. Sedang diskon pula! Alhamdulillah. Ingin kemasan botol yang isinya lebih banyak? Boleh banget memanfaatkan promo gratis ongkir. Iyap, Kojima juga dijual di banyak marketplace. Yang sedang jadi favorit para pencinta belanja online, ya si toko Oren. Tenang, Anda yang kadung jatuh cinta dengan layanan di toko Ijo, Kojima juga ada dijual disana. Jadi, kemasan Kojima bisa didapatkan mulai dari sachet, botol tanggung 140ml, sampai yang terbanyak di kemasan botol 280ml. Harganya bervariasi. Contohnya, harga diskon yang saya beli semalam, 13rb an untuk boks isi 5 sachet. Di toko Ijo, ada paket Botol 280Ml ditambah boks sachet, sedang diskon dan jadi 100rb an dari harga awal 124rb an. Hyuk, pilah pilih yang Anda paling sukai dan harganya paling pas dengan budget.

Tiga varian kemasan Kojima dan gerai-gerai serta marketplace tempat membelinya. SS Kompasiana
Tiga varian kemasan Kojima dan gerai-gerai serta marketplace tempat membelinya. SS Kompasiana
Alhamdulillah, pas restok Kojima, eh pas diskon pula. Dokpri
Alhamdulillah, pas restok Kojima, eh pas diskon pula. Dokpri
Tiga jurus jitu di atas, semoga juga menjadi jurus-jurus dari Anda semua. Anda yang bekerja penuh waktu di kantor, Anda yang pekerja serabutan seperti suami saya, atau Anda yang sedang bangkit dan pivotisasi bisnis di tengah mati surinya bisnis pariwisata. Pandemi entah kapan berakhir. Yang masih hidup dan terus berlangsung, adalah aktivitas kita. Vitalitas hidup kita. Rutinitas yang telah kita lakukan sekian belas atau puluhan tahun. Yang baru, selalu mengenakan masker, tidak dulu bersalaman, rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, berpikir positif dan mindfulness sepanjang waktu, berjarak selama beribadah Ramadan, tidak berkerumun di tempat publik dan mari sabar untuk berlebaran di rumah dulu saja.

"Allaahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii." --  Ya Allah, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Mulia, senang memberikan ampun, maka ampunilah aku.

*Selong 4 Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun