Muis Sunarya
Muis Sunarya Lainnya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dulu Kentungan, Sekarang Pelantang: Cara Bangunkan Sahur

1 Mei 2021   23:29 Diperbarui: 1 Mei 2021   23:49 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dulu Kentungan, Sekarang Pelantang: Cara Bangunkan Sahur
Ilustrasi Pelantang atau pengeras suara (FOTO ANTARA Via Kompas.com)

Kata-kata yang diucapkan marbot masjid itu jelas terdengar dan terngiang di telinga saya. Saya sampai hafal kata-katanya karena kata-kata yang sama persis, nyaris selalu diulang dan tidak diubah sama sekali redaksinya.

Kata-katanya seperti ini: "Sahuuur...sahuuur, ayo bangun sahur mumpung masih ada waktu!" dengan suara lantang terdengar menyeruak di udara lewat pelantang

Dan uniknya kata-kata yang sama persis terus diulang-ulang tanpa merasa bosan. Berkali-kali, berpuluh kali, atau mungkin bahkan beratus kali tanpa merasa takut bibirnya dower.

Memang benar lain dulu, lain sekarang tentang tradisi membangunkan sahur itu. 

Perangkat kentungan yang dulu digunakan untuk membangunkan orang bersahur otomatis digantikan dengan perangkat teknologi yang praktis lewat pelantang itu.

"Sahuuur...sahuuur, ayo bangun sahur mumpung masih ada waktu!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun