Muis Sunarya
Muis Sunarya Lainnya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Khotbah Idul Fitri 2020: Pesan Spiritual, Moderasi Beragama, dan Sosial Profetik

24 Mei 2020   05:23 Diperbarui: 24 Mei 2020   05:16 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khotbah Idul Fitri 2020: Pesan Spiritual, Moderasi Beragama, dan Sosial Profetik
Foto diolah dari shutterstock.com

Inilah yang terjadi pada sebagian oknum dalam memahami agama tapi tidak dibarengi ilmu, akal sehat, dan nalar yang baik, ketika berhadapan dengan adanya wabah pandemi ini. Melahirkan gagal paham dalam beragama. Akhirnya,  sekali lagi, memunculkan gejala kondisi mabuk beragama. Beragama yang rigid, intoleran dan radikal.

Ingat, prinsip dalam beragama, "dar-u al-mafasid muqadamun 'ala jalbi al-masalih".  Menghindari bahaya harus didahulukan (diutamakan) dari (sekadar) memperoleh maslahat (kebaikan).

Ketiga, pelajaran penting juga untuk kita, setelah pandemi ini, dan menyongsong kehidupan normal baru ke depan, bahwa kebersamaan, solidaritas sosial, dan kerja sama itu harus terus dan semakin digalang dan dibumikan dalam kenyataan, kehidupan kita sehari-hari.

"Wa ta'awanu 'ala al-birri wa al-taqwa wa laa ta'awanu 'ala al-itsmi wa al-'udwan." Maka pentingnya saling membantu dan bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan. Jangan sekali-kali saling membantu dan bekerja sama dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Begitu pesan profetik sosial keagamaan kita.

Ini khotbah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan hari raya Idul Fitri 1441 H. kali ini, semoga bermanfaat.

Teriring doa dan pengharapan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga kita semua diberi kesabaran, kesehatan dan kekuatan, baik lahir maupun batin, dijauhkan dari terpaparnya wabah pandemi Covid-19 ini, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Sekaligus, dalam kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan, "Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. Minal 'aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin."

Dilanjutkan dengan khotbah kedua. Kita melafalkan takbir 7 kali, hamdalah, syahadat, shalawat Nabi, pesan takwa dan diakhiri dengan doa. Demikian. Wallahu a'lam bi al-shawwab.

Muis Sunarya 
24 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun