Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Perawat

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Begini Kisah di Balik Proses Memasak Sepiring "Keumamah" untuk Berbuka Puasa

17 April 2021   23:50 Diperbarui: 23 April 2021   13:02 2751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini Kisah di Balik Proses Memasak Sepiring "Keumamah" untuk Berbuka Puasa
Keumamah, merupakan makanan tradisional khas Aceh, [Dokpri]

Keumamah adalah salah satu kuliner tradisional khas Aceh. Keumamah bahan bakunya berasal dari ikan tongkol yang telah dikeringkan. Dalam istilah lain, keumamah juga disebut dengan ikan kayu. Karena bentuk ikannya yang keras mirip seperti kayu.

Proses pengeringannya membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari pembersihan ikan, perebusan hingga pengeringan membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari. Jika cuaca mendung, bisa membutuhkan waktu hingga 4 hari untuk mengeringkannya.

Proses memasak keumamah bisa dikatakan lumayan gampang. Mulai dari menggiling bahan-bahan seperti bawang merah, cabe rawit hingga menumis, semuanya dilakukan dengan cara biasa.

Hanya saja, ada bumbu tambahan yang membuat keumamah berbeda dari masakan lainnya. Yaitu dengan menambah asam sunti. Ini merupakan belimbing wuluh yang telah dikeringkan dan diberi garam. Lalu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga betul-betul kering, lalu baru disimpan.

Asam Sunti merupakan Belimbing Wuluh yang Telah dikeringkan dan diberi Garam, Sumber [MerahPutih]
Asam Sunti merupakan Belimbing Wuluh yang Telah dikeringkan dan diberi Garam, Sumber [MerahPutih]

Kembali lagi ke persoalan keumamah. Masakan yang satu ini juga punya sedikit nilai yang berkaitan dengan sejarah. Keumamah sering dijadikan bekal pejuang Aceh ketika melawan Belanda pada masa penjajahan.

Pasalnya keumamah mudah dibawa kemana saja. Sebab ikannya pun kering, dan bentuknya keras. Jadi akan terasa mudah jika disimpan dan dibawa bekal ketika berperang.

***

Nah itu dia, secuil kisah saya dalam mengikuti mystery challenge dari Kompasiana pada hari ini. Untuk proses pembuatan keumamah, kalian bisa saksikan pada video berikut ini. 


Tolong dimaklumi jika vidionya kurang sempurna. Sebab proses perekamannya pun sedikit terburu-buru tanpa persiapan yang cukup.

Skill chef yang memasak pun masih sangat kurang. Jadi bisa dimaklumi jika ada sedikit kekurangan. Namun, untuk rasanya tetap jaminan. Tidak ada yang kurang. Nggak percaya ? percaya, dong.

Semoga Bermanfaat

Aceh
Muhammad Nauval

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun