M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Ilmuwan

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kisah Abdullah Bin Ubay

24 Juni 2018   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2018   12:48 4392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam forum pengadilan, Abdullah bin Ubay menolak dan mengingkari semua apa yang dituduhkan. Abdullah bin Ubay mengatakan tidak pernah memberi informasi seperti yang di tuduhkan. 

Diluar dugaan, Abdullah bin Ubay telah menyiapkan atau mengkondisikan 2 orang saksi untuk membenarkan apa yang di katakan. Akhirnya Abdullah bin Ubay selamat dari eksekusi hukuman yang telah direncanakan.

 Mengetahui kemunafikan dan penghianatan Abdullah Bin Ubay, Abdurrahman bin Auf ingin membunuh Abdullah bin Ubay karena dianggap pantas untuk dibunuh akibat kemunafikan dan kebohonganya karena sering menebarkan cerita bohong kepada masyarakat.

Rasulullah telah merestui untuk membunuh Abdullah bin Ubay. Mendengar rencana tersebut, anak Abdullah bin Ubay bernama Abdullah bin Abdullah mohon ampunan kepada Rasulullah SAW. " wahai Rasulullah, benarkah engkau memberi izin Abdurrahman bin Auf untuk membunuh bapakku? Aku adalah anak yang taat dan hormat kepada orang tuaku. Mohon jangan hidupkan api dendam di dalam diriku. Karena aku pasti akan balas dendam kepada siapapun yang membunuh bapakku. 

Kalau Rasusulullah mengizinkan, berilah izin kepadaku untuk membunuh bapakku sendiri, karena walaupun aku mencintai bapakku tapi aku lebih mencintai Allah dan utusanya. 

Jika Rasul memberi izin kepadaku, insya Allah aku siap untuk membunuh bapakku yang dianggap sebagai orang munafiq dan pengkhianat. Rasulullah menjawab " kalo gitu saya tidak jadi memberi izin untuk membunuh bapakmu".

Pada saat Abdullah ibn Ubay meninggal, Rasulullah juga keberatan menshalati, lagi lagi atas permintaan putranya bernama Abdullah bin Abdullah, akhirnya Rasulullah bersedia untuk menshalati jenazah Abdullah ibn Ubay bin Sahlul.

Sebuah Makna

Mentalitas pembohong dan pengkhianat akan menimpa siapa saja. Sahabat Rasul saja bisa mengidap penyakit Munafiq dan pengkhianat, apa lagi manusia biasa. Faktor dominan yang melahirkan mentaliats munafiq dan pengkhianat adalah terlalu tinggi atau besar berharap atau ingin memiliki kekuasaan atau jabatan. 

Abdullah bin Ubay walaupun menjaid sahabat, akibat terlalu berharap memiliki jabatan akhirnya rela melakukan pengkhianatan dengan caar bekerjasama dnegan orang kafir Qurais.

Karakteristik orang munafiq dan pengkhianat selalu menjadi duri dalam daging yang harus di musnahkan sebelum berkembang menjadi besar. Karena tipologi orang munafiq pertama yang dilakukan adalah menjadi seorang penghianat yaitu rela melakukan apa saja walaupun dengan "menjual harga diri" demi memperoleh yang diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun