Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Masihkah Shalat Subuh di Masjid Setelah Ramadhan?

15 Mei 2022   20:35 Diperbarui: 15 Mei 2022   20:37 2225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masihkah Shalat Subuh di Masjid Setelah Ramadhan?
Image: Masjid At Tabrani Pekanbaru saat subuh by Merza Gamal

Wasiat ini ditujukan kepada semua Muslim. Dan, para ulama berkata tentangnya, "Lakukanlah perbuatan yang ringan ditunaikan, akan tetapi pahalanya sangat besar di sisi Allah."

Kedua, shalat Subuh berjamaah mendatangkan jaminan dari Allah Ta'ala.

"Siapa menunaikan shalat Subuh, maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka, janganlah menyakiti orang tersebut tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka Jahannam." (HR Muslim, No. 657)

Adakah sebaik-baik jaminan selain jaminan dari Allah, Raja Diraja, Zat Pemilik Semesta? Tidak ada! Jaminan-Nya pasti benar dan tidak mungkin mengecewakan. Dzimatullh adalah jaminan yang tidak ada seorang pun mampu untuk merusaknya.

Seorang Muslim yang menunaikan shalat Subuh berjamaah, dia senantiasa berada dalam jaminan dan perlindungan Allah Ta'ala: baik terkait diri, keluarga, agama, akal dan semua urusannya. Sehingga, dia merasakan ketenangan berada dalam lindungan-Nya.

Dia pun akan menjalani hari dengan langkah pasti dan jiwa yang tenang. Bagaimana tidak, dalam hatinya tidak ada lagi rasa khawatir terhadap siapapun, kecuali khawatir kalau Allah Ta'ala mencabut jaminan keamanaan itu darinya.

Ketiga, siapa menunaikan shalat Subuh berjamaah, dia akan mendapatkan cahaya pada hari Kiamat.

"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid-masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat." (HR Abu Dawud, No. 561 dan At-Tirmidzi, No. 223)

Cahaya itu sesuai dengan kadar kegelapan. Maka, siapa memperbanyak berjalan ke masjid pada waktu gelapnya malam untuk menunaikan shalat, niscaya cahayanya akan terang benderang dan memancar luas pada hari Kiamat.

Dan, seorang Mukmin paham bahwa kadar kegelapan di dunia adalah harga bagi cahaya di akhirat. Berjalannya dia di kegelapan malam menuju masjid adalah pelita baginya pada hari Kiamat. Pelita inilah yang akan menerangi jalannya saat berada di atas titian (shirat) dan saat berjalan menuju surga.

Dengan demikian, walaupun Ramadhan telah berlalu, selagi kita mampu, jangan pernah melewatkan shalat subuh berjamaah di masjid.

Disarikan dari Shafaqtun Rbihah: Kaifa Tahjaz Maq'adan fil Jannah (Terjemahan: Bertransaksi dengan Allah), karya Dr. Khalid Ahmad Abu Syadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun