Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Keutamaan Menikah di Bulan Syawal

13 Mei 2022   07:58 Diperbarui: 13 Mei 2022   08:06 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keutamaan Menikah di Bulan Syawal
Keutamaan menikah di bulan Syawal (photo by Merza Gamal Properties)

Banyak yang sudah tahu dan paham bahwa puasa sunnah enam hari merupakan salah keutamaan di bulan Syawal sebagai penyempurna puasa wajib di bulan Ramadhan.

Namun, bukan hanya itu keutamaan di bulan Syawal, keutamaan lainnya adalah menikah di bulan Syawal. Hal tersebut didukung oleh beberapa hadist shahih. Akan tetapi, dalam beberapa kebiasaan pada sebagian orang malah menabuhkan menikah di bulan Syawal dengan  alasan menghindari pernikahan di dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha).

Mengenai keutamaan menikah di bulan Syawal, 'Aisyah radiallahu 'anha istri Rasulullah SAW menceritakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?" (Perawi) berkata, "Aisyah Radiyallahu 'anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal" (HR. Muslim).

Musabab Rasulullah SAW menikahi 'Aisyah di bulan Syawwal adalah untuk menepis anggapan bahwa menikah di bulan Syawwal adalah kesialan dan tidak membawa berkah. Hal tersebut adalah keyakinan dan aqidah Arab Jahiliyah. Ini tidak benar, karena yang menentukan beruntung atau rugi hanya Allah SWT.

Bulan Syawal dianggap bulan sial menikahdi masa jahilliyah karena anggapan pada bulan Syawal unta betina yang mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha). Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para walipun enggan menikahkan putri mereka.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahi 'Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua 'ied (bulan Syawal termasuk di antara 'ied fitri dan 'idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar." (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).

Imam An-Nawawi rahimahullah juga menjelaskan, "Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Para ulama telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah Radiyallahu 'anhaa ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan kemakruhan menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga di bulan Syawwal. 

Dan ini adalah batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyyah yang ber-tathayyur (menganggap sial) hal itu, dikarenakan penamaan syawal dari kata al-isyalah dan ar-raf'u (menghilangkan/mengangkat)." (yang bermakna ketidakberuntungan menurut mereka)" (Syarh Shahih Muslim 9/209).

Dalam Kitab Hasyiyatus Syirwani dijelaskan bahwa dianjurkannya untuk menikah pada bulan Syawal adalah sekiranya memungkinkan untuk dilaksanakan pada bulan tersebut. Sementara pada bulan yang lain juga sama. Apabila ditemukan sebab untuk menikah di bulan selain Syawal, dianjurkan untuk dilaksanakan pada waktu tersebut.

Bulan Syawal juga merupakan saat silaturahim, dimana sanak saudara karib kerabat  berkumpul dan saling mengunjungi untuk mengucapkan selamat IdulFitri sekaligus saling mendoakan kebaikan dan memaafkan. Dengan demikian, menikah di bulan Syawal juga lebih memungkinkan untuk berkumpulkan sanak saudara karib kerabat pada momen pernikahan sekaligus silahturahim yang juga merupakan keutamaan di bulan Syawal.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun