Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound Of Borobudur adalah Apresiasi Anak Bangsa untuk Melestarikan Budaya Indonesia

11 Mei 2021   23:48 Diperbarui: 11 Mei 2021   23:58 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu relief di Candi Borobudur (foto diambil dari website japungnusantara.org)

Sound of Borobudur adalah apresiasi anak bangsa untuk melestarikan budaya Indonesia - Sudah tidak terhitung lagi berapa kali saya berkunjung ke candi Borobudur yang terletak di kota Magelang itu. Terutama kalau menjelang akhir tahun ajaran baru atau menjelang kelulusan. Saya ingat banget. Dulu setelah menyelesaikan ujian akhir atau EBTA, sambil menunggu pengumuman kelulusan. Sekolah mengadakan studi tour. Terhitung 3x saya mengadakan studi tour ke candi Borobudur yaitu waktu SD, SMP dan SMA. Tapi setelahnya juga beberapa kali pernah di ajak ibu saya darmawisata ke candi Borobudur bersama rombongan kantornya.

Candi Borobudur memang  tidak hanya dikenal di dalam negeri saja, tapi menjangkau sampai mancanegara. Pastinya bangga dong kita. Karena candi Borobudur tidak hanya pernah masuk sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia, melainkan juga di kenal sebagai candi Budha terbesar di dunia.  Jadi wajar kalau candi Borobudur tidak hanya menjadi tempat tujuan wisata dari masyarakat Indonesia saja, tapi juga wisatawan luar negeri.

Meskipun terhitung sering mengunjungi candi Borobudur, tapi ternyata masih banyak cerita seputar candi tersebut yang belum saya ketahui. Baru saya tahu kalau ternyata di candi Borobudur terdapat situs yang menjadi pusat musik dunia. Jadi sebuah sentrum yang mempertemukan ragam peradaban tidak hanya dari seluruh nusantara, tapi juga dunia melalui seni musik. Wow kemana saja ya saya selama ini?

Di sana terdapat lebih dari 200 relief yang berada di 40 panil, yang menampilkan lebih dari 60 jenis alat musik. Alat musik itu antara lain petik, tiup, pukul dan membran. Yang asalnya dari berbagai daerah di nusantara dan dunia. Dimana hal ini diperkuat dengan adanya sejarah peradaban manusia di abad 8, yang telah  menjadikan seni musik sebagai budaya yang diterapkan dalam keseharian serta mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan bersosial.

TENTANG SOUND OF BOROBUDUR

Pada tanggal 7-9 April 2021 yang lalu, telah diselenggarakan Seminar dan Lokakarya yang bertema tentang "Borobudur sebagai Pusat Musik Dunia". Dari situlah terungkap ternyata Candi Borobudur adalah pusat peradaban atau menjadi repository terlengkap di dunia pada masanya untuk keberadaan alat-alat musik. Hal itu diketahui karena terekam dalam situs sejarah berupa relief.

Informasi lengkapnya bisa kalian baca disini

Sound of Borobudur sendiri cukup mendapat banyak perhatian dari para pejabat terkait. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Tengah bapak Ganjar Pranowo. Beliau sendiri mendatangi kediaman seniman senior Tanto Mendut pada tanggal 7 Maret lalu dengan agenda untuk membahas rencana pengembangan kawasan objek wisata Candi Borobudur sebagai destinasi super prioritas nasional. Karena menurut Ganjar, pengembangan candi Borobudur tidak cukup hanya pembangungan fisik saja. Tapi mencakup penggalian nilai historis, nilai budaya, seni dan arsitektur.

Baca selengkapnya disini

Seniman Indonesia memainkan alat musik di Sound of Borobudur (foto milik : japungnusantara.org)
Seniman Indonesia memainkan alat musik di Sound of Borobudur (foto milik : japungnusantara.org)
Indonesia mempunyai banyak seniman musik yang kreatif dan handal. Dukungan mereka juga sangat luar biasa lewat Sound of Borobudur. Terbukti seniman-seniman kelas nasional yang sudah punya nama maupun seniman asli daerah, bekerja sama untuk mewujudkan konser musik dengan tujuan menunjukkan pada dunia bahwa kita mempunyai sejarah yang patut dibanggakan.

Perjalanan dari Sound of Borobudur terekam dalam beberapa jejak kegiatan antara lain pada :

  • Pada 17 Desember 2016 diluncurkan 3 alat musik bersamaan dengan acara Pembukaan Borobudur Cultural Feast yang berlokasi di Lumbini, yang masih di dalam area candi Borobudur. Alat musik tersebut dimainkan oleh Dewa Bujana, Trie Utami, Didi Nini Thowok beserta seniman-seniman lainnya.
  • Selanjutnya pada bulan Januari 2017 kembali Sound of Borobudur digelar dengan menampilkan 8 musisi diantaranya masih tetap dengan Trie Utami dan Dewa Budjana adalah kegiatan bersama salah satu BUMN. Juga pada bulan Juli 2017 pada acara Borobudur International Festival yaitu pergelaran seni budaya lintas negara.
  • Tanggal 06 Januari 2020 Sound of Borobudur tampil dengan 14 personil dan instrument yang bertambah banyak. Dilibatkan juga komponis senior, Purwa Tjaraka. Dalam puncak acara Festival Pamalayu di Candi Padang Roco, kabupaten Dharmasraya.

Keseriusan serta dedikasi para seniman tersebut patut kita acungi jempol. Jadi patut kita dukung. Sound of Borobudur merupakan warisan yang tidak hanya membanggakan tapi juga aset yang perlu kita jaga dan lestarikan. Apalagi pemerintah sedang menggalakkan dunia pariwisata lewat program Wonderful Indonesia.  Jangan sampai negara lain yang lebih peduli. Marilah kita gaungkan lebih luas ke seluruh dunia. Lewat musik kita melestarikan peninggalan nenek moyang. Kalau bukan kita, siapa lagi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun