KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Meminta Maaf Tidaklah Menjadi Hina & Memberi Maaf Tak Akan Rugi

2 Mei 2022   08:29 Diperbarui: 2 Mei 2022   08:36 2626 3

Meminta Maaf Tidaklah Menjadi Hina & Memberi Maaf Tak Akan Rugi

Oleh : SURYADI Mas ( Wakil Sekretaris Umum HMI Cabang Makassar).

MAKASSAR - Tiada teman tanpa salah, tiada sahabat tanpa khilaf, tiada sabar tanpa syukur, tiada kasih sayang tanpa kata maaf. Lebaran telah tiba, jangan lupa bersyukur karena hari ini masih diberikan kesempatan untuk hidup, dan tentunya mohon maaf lahir batin.

Di garis ini kita akan berhenti dengan (bulan suci Ramadhan), namun dari titik ini (Idul Fitri). Kita akan memulai berlari mengejar badai hingga berhenti di titian ILAHI.

Saat Hari Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Lebaran, maka proses memaafkan dan dimaafkan orang lain menjadi harapan banyak orang. Selama setahun, mereka bergelut dengan berbagai aktifitas yang seringkali membuat marah orang lain.

Tak disengaja, perbuatan yang dilakukan adalah mendholimi orang lain. Maka, di Hari Kemenangan yang fitri, memaafkan dan dimaafkan orang lain adalah sebuah keharusan.

Momentum idul fitri saling memaafkan, karena meminta maaf tidaklah membuat diri kita menjadi hina dan memberi maaf tidaklah membuat diri kita merugi.

Momen idul fitri atau lebaran memang memiliki nilai ukhuwah yang erat dan terjaga diantara sesama. Idul fitri adalah penutup atas bulan Ramadhan sekaligus pembuka atas lembaran baru yang penuh kesucian. Halnurgensi adalah instrumen membuka jendelah hati untuk saling berbagi dan saling memaafkan.
 
Tepat Senin 2 Mei 2022. Ketika lantunan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid dikumandangkan secara serentak di penghujung malam Ramadhan, menandahkan cahaya syawal yaitu hari raya idul fitri 1441 H telah tibah.

Seluruh ummat muslim bergegas-gegas menuju masjid, lapangan dan persimpangan jalan lainya untuk melaksanakan sholat IED secara berjamaah.
 
Makna Idul Fitri bisa diartikan sebagai puncak atau klimaks dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hari kemenangan umat Islam setelah sebulan berpuasa menahan haus, lapar dan dahaga.
 
Sesama ummat beragama agar saling memaafkan dan menjaga silaturahim antara sesama demi menciptakan kehormanisan dalam bermasyarakat.

Makna kearifan dan kesalehan sosial, tidak semata sekedar memberi dan meminta. Sebab, kesalehan sosial sejatinya diwujudkan bagaimana semua orang merasakan hal yang sama dalam mengarungi samudera kehidupan.
 
Arti kesolehan sosial, kita bisa duduk sama rata, berdiri sama tinggi, dan makan sama rasa. Bagaimana yang berpunya bisa merasakan 'kelusuan' si miskin yang sudah hidup terbiasa.
 
Ingatlah!!, baghwa hari Raya Idul fitri saat ini, teramat sulit bagi Yatim piatu (kehilangan orang tua), untuk menggapai matahari dan rembulan, kecuali hanya dengan airmata mereka bisa menyapa bumi. Maka sungguh mulia hidup ini, jika saling berbagi.

Ramadhan telah berlalu, fajar kemenangan telah menyambut. Membawa sinar terang kedamaian dan kesucian. Menebarkan berkah di idul fitri yang suci.

Maka, satukan tangan dan teguhkan hati di hari penuh kemenangan ini untuk saling memaafkan dengan ikhlas. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun