KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Hanya Terfokus pada Allah

13 Mei 2021   07:51 Diperbarui: 13 Mei 2021   07:53 502 4

Hanya fokus pada Allah. Hanya fokus menjalankan sunah Rasulullah saw. Selain itu jangan dihiraukan. Selain itu hanya sampah kehidupan. Tak perlu dipikirkan. Tak perlu dipusingkan. Tak perlu dikhawatirkan.

Tuna netra meraih surga dengan kebutaannya. Para Syuhada meraih surga dengan nyawanya. Berapa nilai mata? Berapa nilai nyawa? Keletihan itu tak berarti. Kekayaan itu tak berharga dibandingkan kebutaan mata dan terenggutnya nyawa. Betapa kikirnya demi masa depan sendiri?

Dalam pandangan Allah, nilai dunia lebih ringan dari sayap nyamuk. Nilai dunia lebih ringan daripada setitik air laut dibandingkan air samudera. Mengapa kita memiliki persepsi sendiri tentang nilai dunia? Mengapa selalu menjadi rebutan dan perpecahan? Mengapa jadi sumber hasad dan kedengkian?

Tak ada yang berat. Tak ada yang membuat derita. Tak ada yang membuat kesengsaraan. Yang terberat itu siksa Neraka. Yang terberat itu azab kubur. Yang terberat itu hari kiamat. Yang terberat itu perjalanan di Padang Mahsyar.

Semua kejadian di dunia tidak bisa memberikan manfaat dan kemudharatan. Para Rasul pun tak bisa memberikan manfaat dan kemudharatan. Semua manusia tak bisa memberikan manfaat dan kemudharatan. Jadi mengapa takut dengan yang ada di dunia? Mengapa berharap dengan yang ada di dunia?

Para Nabi dan Rasul, Saat menghadapi tantangan yang luar biasa tidak memohon dilepaskan dan dihindarkan dari tantangan. Tetapi memohon kesabaran, rahmat, pertolongan dan kasih sayang Allah. Mereka meneguhkan pengakuan bahwa Allah adalah pelindung, pemilik, penguasa, mutlak dan penegak kehidupan. Semua yang ada di jagat raya ini tak ada yang bisa memberikan manfaat dan kemudharatan kecuali atas ijin Allah.

Fokus pada Allah membuat segala yang dilalui menjadi ringan dan menyenangkan. Fokus pada Allah membuat hati, akal dan panca indra tak disibukkan dengan yang tak berguna. Saat ini hati dan akal manusia lebih banyak disibukkan dan dipusingkan dengan yang tak berguna dan remeh. Maka jadilah pribadi yang lemah terhinakan.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun