Kevin Andrian Seda
Kevin Andrian Seda Mahasiswa

mahasiswa pascasarjana yang mencoba membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Makna dan Romantika dalam Hari Raya Idul Fitri

12 Mei 2022   22:22 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:32 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna dan Romantika dalam Hari Raya Idul Fitri
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lebaran merupakan tradisi orang Indonesia saat seluruh umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Hari Raya Idul Fitri atau lebaran tiba ketika umat Islam telah menjalankan ibadah wajib yaitu puasa Ramadhan satu bulan penuh lamanya. 

Dalam konteks relasi antar manusia, Idul Fitri, khususnya di Indonesia, memiliki peran penting karena aksentuasi silaturrahmi (menyambung kasih sayang) yang kental didalamnya, membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk berinteraksi dalam spirit kedamaian dan harmoni.

Sepanjang bulan Ramadhan tersebut umat Islam seluru penjuru dunia menahan lapar, haus dan hawa nafsu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. 

Secara bahasa Idul Fitri yaitu kembali bersih. Konteks bersih tersebut yang dapat di artikan bersih hati, pikiran dan perilaku. Adapun fitri yang berarti buka puasa berdasarkan akar kata ifthar dan berdasar hadis Rasulullah SAW yang artinya :

"Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW. Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma sebelumnya." Dalam Riwayat lain: "Nabi SAW. Makan kurma dalam jumlah ganjil." (HR Bukhari)

Sedangkan kata Fitri yang berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan berdasarkan dari akar kata fathoro-yafthiru dan hadis Rasulullah SAW yang artinya"

"Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan didasari iman dan semata-mata karena mengharap ridho Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq 'alayh).

Makna Idul Fitri selanjutnya yaitu umat Islam menyambut dengan suka cita dengan tumpah ruah gema takbir dan melaksanakan Sholat Idul Fitri. Setelah Sholat Idul Fitri dalam budaya orang Indonesia akan melaksanakan silaturahmi ke tetangga maupun saudara untuk meminta maaf jika memiliki kesalahan. 

Budaya tersebut melekat erat dalam hubungan sosial budaya masyarakat Indonesia karena dalam momen meminta maaf dan berkumpul bersama merupakan hal yang tak pernah terlewatkan dalam menyambut Idul Fitri. 

Islam paling dianjurkan memperbanyak permohonan maaf kepada Allah dengan membaca: "Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku." Kata 'afw (maaf) diulang tiga kali dalam kalimat tersebut, menunjukkan bahwa manusia memohon dengan sangat serius ampunan dari Allah SWT. Memohon ampun merupakan bukti kerendahan diri di hadapan-Nya sebagai hamba yang banyak kesalahan dan tak suci. 

Cara ini, bila dipraktikkan dengan penuh pengahayatan, sebenarnya melatih orang selama Ramadhan tentang pentingnya maaf. Bila diri kita sendiri saja tak mungkin suci dari kesalahan, alasan apa yang kita tidak mau memaafkan kesalahan orang lain? Maaf merupakan sesuatu yang singkat namun bisa terasa sangat berat karena persoalan ego, gengsi, dan unsur-unsur nafsu lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun