Kang Win
Kang Win Wiraswasta

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Masjid Agung Ciparay, Rindu Berkepanjangan

30 April 2020   01:30 Diperbarui: 30 April 2020   01:31 2919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Ciparay, Rindu Berkepanjangan
id.foursquare.com/Jang Y

Saya mengenal masjid ini sejak kecil. Tahun 70-an masjid ini masih berupa bangunan dengan arsitektur lama (tidak jelas pake aliran arsitektur apa). Ini yang membedakan dengan masjid agung tetangganya, yaitu Masjid Agung Majalaya yang dianggap bangunan cagar budaya. 

Oh ya masjid ini berjarak 22 km dari tugu 0 km Kota Bandung, ke arah tenggara. Persis 5 km dari masjid itu terletak Masjid Agung Majalaya yang saya sebut di atas.

Masjid Agung Ciparay waktu itu mempunyai lantai tinggi kira-kira 1 m. Pintu masuk utama dengan beberapa anak tangga berada di bagian depan. Sedangkan pintu masuk tambahan ada di sebelah selatan dengan melewati “kulah” semacam kolam untuk berwudlu. Air kulah merupakan air mengalir yang diambil dengan membuat khusus saluran air dari sebuah bendungan kecil bernama cengkrong yang berjarak sekitar 2 km.

Tentu saja saya sangat mengenal masjid ini. Rumah keluarga kami hanya berjarak sekitar 200 m dari masjid yang terletak di bagian barat kawasan Alun-alun.

Tahun 1971 saya masuk kelas 1 di SDN Ciparay 3 yang terletak persis di bagian utara alun-alun. Persis di sebelah utara masjid agung, di seberang jalan, berdiri sebuat pesantren bernama Sabilul Muttaqin yang diasuh oleh Kyai Haji Engking Zaenal Muttaqin (KH EZ Muttaqin). Namanya sangat mirip dengan Ketua MUI Jawa Barat waktu itu, yaitu Kyai Haji Engkin Zaenal Muttaqin (KH EZ Muttaqin). Hanya beda satu hurup saja yaitu Engking dan Engkin. Kami biasa menyebut beliau dengan Ajengan Engking. Ajengan adalah sebutan untuk kyai di Jawa Barat (kawasan yang berbahasa sunda). Di pesantren itulah setiap sore saya mengikuti “sakola agama”, sebutan untuk Madrasah Diniyah yang kita kenal sekarang.

Jadi hampir sepanjang minggu saya lewat di halaman atau di depan masjid agung ini. Ketika bulan puasa (begitu kami  menyebut bulan ramadhan waktu itu), masjid ini akan lebih ramai dari biasanya. Halamannya yang luas, menjadikan Masjid Agung Ciparay sebagai pusat kegiatan “ngabuburit” pada saat bulan puasa. Banyak pedagang musiman berjualan aneka makanan dan mainan anak-anak.

Pada akhir dekade 70-an Masjid Agung Ciparay mengalami renovasi total, menghilangkan keseluruhan bangunan lama dengan arsitektur baru beratapkan sirap. Renovasi termasuk menghilangkan “kulah” dan menggantinya dengan tempat wudlu yang lebih modern. Halaman masjid tetap luas, dengan taman rumput yang asri dan pohon palem raja berjajar di bagian depan.

Pada awal dekade 80-an berselang beberapa bulan dari diresmikannya masjid hasil renovasi, dibentuklah remaja masjid dengan nama Remaja Islam Masjid Agung Ciparay disingkat (RISMA). Pembentukan RISMA ini diinisiasi oleh beberapa orang remaja setingkat SMA diantaranya Dadang M. Nasser yang pada tahun 2020 ini akan mengakhiri jabatannya sebagai Bupati Bandung pada periode kedua. Dialah yang menjadi Ketua Umum RISMA yang pertama kali.

Setidaknya ada 2 monumen besar yang menjadi bukti kiprah dari RISMA, yaitu Pengajian Ibu-ibu dan BABA.

Pengajian Ibu-ibu

Sampai dekade 70-an itu, Ciparay merupakan kota kecil dengan mayoritas muslim yang sangat kental dengan fanatisme golongan. Ini cukup beralasan mengingat di Ciparay ini berbagai golongan pengikut mazhab yang berbeda hampir sama besarnya, terutama  NU, Muhamadiyah, Syarikat Islam dan Persis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun