Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjadikan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah

27 April 2021   22:31 Diperbarui: 27 April 2021   22:41 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beribadah Setiap Waktu | antarafoto.com

Serasa Deja vu, bulan Ramadan tahun ini suasananya masih serasa mengulang bulan Ramadan episode tahun kemarin. Pandemi Covid-19 masih memaksa kita semua untuk lebih banyak beraktifitas dari rumah atau lebih populer dengan istilah work from home, termasuk semua aktifitas ibadah khusus selama bulan Ramadan yang biasanya dilakukan di masjid, sekarang harus dilakukan di rumah masing-masing.

Harus diakui, meskipun masing-masing individu memberikan respon berbeda-beda, sesuai dengan referensi masing-masing, terhadap fakta pandemi covid-19,  tapi kalau kita mau obyektif melihat segala sesuatunya dengan kacamata terbuka, pandemi covid-19 juga menjadi katalisator banyak perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan kita. 

Baca Juga :  Saatnya Memunculkan Kategori Penghargaan "Article of The Year" di Kompasianival 2021                        

Tidak hanya teknologi telekomunikasi dan industri IT saja yang tingkat percepatan aplikasi teknologi barunya paling masif, menurut beberapa penelitian, ternyata pandemi Covid-19 juga berpengaruh signifikan terhadap meningkatnya spiritualitas masyarakat dunia.

Konon, sekarang manusia di seluruh dunia jauh lebih relijius dibanding sebelum covid-19 menyebar keseluruh pelosok dunia. Subhanallah, ini jelas kabar baik bagi kita semua. Terlepas dari sejauh mana validitas penelitian ini, kabar baik ini seharusnya menjadi inspirasi bagi kita semua untuk ikut berusaha semaksimal mungkin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan tentunya lebih relijius.


Ramadan tahun ini, meskipun masih serasa Deja vu dari Ramadan tahun sebelumnya, tapi untuk tahun ini sebenarnya kita sudah jauh lebih siap dan lebih mampu beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan hidup baru sebagai konsekkuensi hidup ditengah pandemi. Artinya, di bulan Ramadan kali ini, semestinya kita bisa berbuat lebih banyak lagi, lebih maksimal lagi untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi..

Berangkat dari pemahaman inilah, saya bertekad bulat menjadikan bulan Ramadan kali ini yang masih mengharuskan kita banyak beraktifitas dari rumah sebagai media terapi, media belajar untuk berproses memaksimalkan potensi menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. 

Lebih spesifik, sekarang saya sedang belajar menerapi diri untuk menjadikan setiap detik waktu saya bernilai ibadah dihadapan Allah SWT dan ternyata untuk memulainya relatif mudah, hanya perlu keyakinan dan konsistensi maksimal.

Mendengar kata ibadah, sebagian besar dari kita biasanya langsung membayangkan ritual sholat, puasa, baca Alquran dan lain-lannya, betul? Makanya, ketika ikhtiar saya di bulan Ramadan kali ini "kabarnya" sampai ke beberapa teman terdekat, "saya lagi belajar menjadikan setiap detik waktu kita bernilai ibadah dihadapan Allah SWT",  maka respon mereka rata-rata akan bertanya, kalau kamu ibadah terus selama 24 jam, kapan kamu cari duit, kapan kamu olahraga, kapan kamu nulis di Kompasiana, kapan kamu ngliping koran, kapan kamu tidur dan pertanyaan kapan-kapan yang lainnya ...!?

Tidurpun Bisa Bernilai Ibadah | masfim.com
Tidurpun Bisa Bernilai Ibadah | masfim.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun