Mohon tunggu...
Ira Lathief
Ira Lathief Mohon Tunggu... Penulis - A Friend for Everybody, A Story Teller by Heart

Blogger、Author of 17 books、Creativepreneur, Founder @wisatakreatifjakarta @festivalkebhinekaan Personal Blog :www.iralennon.blogspot.com. IG @creative_traveler

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Kisah Para Musafir Ramadan di Istiqlal

3 Juni 2019   23:50 Diperbarui: 4 Juni 2019   06:28 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai tourist guide, Masjid Istiqlal punya makna spesial bagi saya karena ini adalah masjid yang paling sering saya kunjungi saat membawa tur, baik untuk para wisatawan asing ataupun wisatawan lokal.

Mesjid Istiqlal, yang merupakan mesjid terbesar di Indonesia dan nomor 3 di dunia punya makna spesial bagi rakyat Indonesia, terutama di Bulan Ramadan seperti ini. Sepanjang Bulan Ramadan kita akan menemukan Istiqlal dipenuhi oleh ratusan "Musafir Ramadan" yang datang dari penjuru tanah air untuk "mondok" di Istiqlal sebulan penuh. Ini baru saya sadari ketika beberapa kali shalat tarawih di sana dan mengamati banyak sekali tumpukan tas-tas besar/koper jamaah yg tergeletak di berbagai sudut selasar. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Dari ngobrol-ngobrol dengan beberapa musafir ini, saya mengetahui mereka tidak saja berdatangan dari Pulau Jawa, tapi juga dari berbagai Pulau seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Banyak dari mereka bahkan mengajak serta satu keluarga dengan anak-anaknya karena sedang musim liburan.

Saya mengobrol dengan satu keluarga yang datang dari Kalimantan. Mereka bercerita setiap Ramadan tiba mereka selalu bela-belain datang ke Jakarta untuk tinggal selama satu bulan di Istiqlal. Mereka rela meninggalkan pekerjaan dan segala urusan duniawi demi bisa menghabiskan Bulan Ramadan sebulan penuh di Masjid kebanggaan Indonesia ini. 

Saya juga mendapati para Musafir Ramadan yang berasal dari Jakarta dan kota satelit seperti Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bogor yang juga "mondok" di Istiqlal. Tapi karena rumah mereka termasuk dekat, jadi setiap beberapa hari sekali mereka bisa pulang dan tidak perlu membawa barang begitu banyak. Sementara para Musafir Ramadan yang datang dari jauh, harus membawa perlengkapan sekaligus selama satu bulan. 

Apa saja yang mereka lakukan selama "mondok" di Istiqlal saat Ramadan? Di malam hari mereka akan banyak ibadah, tadarus, dan sholat malam/i'tikaf. Kalau siang hari mereka lebih banyak beristirahat. Lalu di mana mereka tidur? Ya bisa di mana saja bisa di area salat, atau di area tempat terbuka yang beratapkan langit.

dok. pribadi
dok. pribadi
Saat bulan Ramadan seperti ini, Masjid Istiqlal selalu menyediakan makanan sejumlah 2-3 ribu kotak tiap harinya untuk buka puasa dan sahur. Tentu para Musafir Ramadan ini bisa ikut mendapat berkah "rezeki makan gratis" selama tinggal di Istiqlal satu bulan penuh, bersama ribuan jamaah lainnya.

Apakah Anda pernah ikut berbuka puasa di Istiqlal bersama ribuan jamaah? Berbuka puasa di Istiqlal bersama ribuan jamaah juga merupakan suatu hal yang syahdu bagi siapa saja yang pernah merasakannya.

Saya sebagai orang Jakarta takjub mendengar cerita-cerita para Musafir Ramadan ini, bagaimana mereka rela meninggalkan segala urusan duniawi untuk fokus beribadah dan rela bermusafir hingga beratus mil jauhnya.

Saya jadi teringat suatu kali pernah menonton film indonesia di bioskop berjudul "Guru Ngaji". Film itu menceritakan seorang guru ngaji di daerah terpencil yang mempunyai cita-cita untuk melihat Masjid Istiqlal. Kebanyakan umat muslim di berbagai belahan dunia, bercita-cita ingin umrah atau berhaji dan melihat Ka'bah. Tapi bagi orang-orang Indonesia yang tinggal di pelosok dan hidup dengan ekonomi sulit, mungkin melihat Masjid Istiqlal di Jakarta saja sudah merupakan "impian besar". Film itu membuka pikiran saya betapa "agungnya" makna Masjid Istiqlal bagi banyak orang di berbagai pelosok Indonesia.

Orang Jakarta seperti saya seringkali "taken for granted" terhadap keberadaan Masjid Istiqlal. Dari para Musafir Ramadan, saya tersadar betapa mudahnya saya menginjakkan kaki ke Masjid Istiqlal kapan saja mau, tapi seringkali mengabaikan keberadaan tempat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun