Iis Suwartini
Iis Suwartini Dosen

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengoleksi Lukisan dan Eksistensinya

5 Mei 2021   11:50 Diperbarui: 5 Mei 2021   12:12 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengoleksi Lukisan dan Eksistensinya
Dokumentasi Widya Prana Rini

Mengoleksi suatu barang merupakan wujud eksistensi diri. Setiap orang memiliki kegemaran masing-masing. Terkadang hobi tersebut diluar kewajaran bagi sebagian orang. Tentu saja berbeda dengan para pengoleksi karna barang bukan sekedar fungsi atau pun nilai materi tetapi juga ada rasa kebahagiaan yang diperoleh.

Dari berbagai macam barang yang dikoleksi lukisan merupakan salah satu barang yang cukup diminati baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan harga koleksi lukisan  bisa bernilai ratusan juta hingga trilyunan.

Lukisan abstrak ekspresionis karya Willem de Kooning pada tahun 1953 terjual pada tahun 2006 dengan harga yang sangat fantastis, yaitu USD 137.500.000 atau sekitar Rp 1,8 triliun. Sangat mencengangkan bukan, tentu bagi Anda yang tidak menyukai lukisan pasti akan lebih memilih untuk membeli rumah mewah. Namun berbeda halnya dengan para pengoleksi lukisan, seperti nyawa hidupnya memberikan kebahagiaan tersendiri ketika memilikinya.

Di Indonesia sendiri biasanya para kolekter kerap mengunjungi pameran seni lukis baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal tersebut bertujuan untuk memperkaya tentang pandangan atas karya seni. Para kolektor juga banyak yang menilai lukisan dari medium yang digunakan atau karya pelukis ternama.

Jika dapat memilih lukisan dengan baik tidak menutup kemungkinan dapat menjadi investasi  berharga layaknya investasi emas ataupun saham. Namun tentu para kolektor tidak akan kecewa jika lukisan yang dibelinya tidak mengalami kenaikan harga pada suatu saat nanti. Hal tersebut dikarenakan faktor utama membeli lukisan berdasarkan kecintaan. Seperti layaknya memilih pasangan hidup biar bagaimanapun pasangan Anda tentu dapat memberikan kebahagiaan. Begitulah lukisan ada hubungan batin yang kuat dengan kolektor.

Terdapat dua jenis kolektor lukisan. Pertama, para kolektor lukisan  yang mengoleksi lukisan dan tidak akan pernah menjualnya meskipun ditawar dengan harga yang fantastis. Bagi mereka lukisan koleksinya tidak dapat diukur dengan materi karena memiliki nilai sejarah tersendiri. Kedua, Tipe kolektor yang mengoleksi lukisan untuk investasi biasanya disebut kolekdol. Mereka akan menjual koleksinya jika memperoleh keuntungan.

Adanya lukisan dirumah Anda juga dapat menghadirkan aura positif seperti kenyamanan, ketenangan, dan kebahagiaan. Anda dapat membandingkan suasana dinding yang polos dengan dinding yang diberi lukisan. Tentunya akan lebih indah dan menarik jika dinding diberi lukisan. Apakah anda tertarik mengoleksinya?

Untuk kolektor pemula Anda dapat membeli lukisan dari seniman lokal yang ada disekitar Anda. Dengan begitu Anda secara tidak langsung telah mendukung karyanya. Sehingga tidak menutup kemungkinan karya seniman lokal dapat terangkat. Mari kita dukung seniman lokal untuk berkarya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun