Iis Suwartini
Iis Suwartini Dosen

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bukber Virtual, Solusi Merindukan Momen Buka Puasa Bersama

16 April 2021   08:10 Diperbarui: 16 April 2021   08:17 2493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buka puasa bersama atau yang lebih sering dikenal dengan istilah bukber merupakan salah satu momen yang dirindukan. Mengapa bukber begitu dirindukan? tentu saja banyak  hikmah yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadis berikut, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi," (HR. Bukhari – Muslim). Bukber merupakan ajang mempererat silaturahmi antar keluarga maupun kolega.

Masyarakat sangat antusias sekali menyambut momen tersebut biasanya mereka membuat  jadwal berbuka puasa bersama mulai dari bukber alumni SD, SMP, SMA, teman kuliah, bukber kantor, bukber rekan bisnis, bukber komunitas, bukber keluarga, bukber bersama masyarakat, dan masih banyak lagi jenis yang lainnya. Momen kebersamaan inilah yang dapat mempertemukan mereka ditengah kesibukan yang terhalang jarak dan waktu.

Tradisi bukber sudah mendarah daging, hal tersebut didukung oleh budaya Indonesia yang menjunjung tinggi kebersamaan. Orang Indonesia bukanlah antisosial mereka lebih senang menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama keluarga maupun kolega. Bukber merupakan ajang berkumpul yang bermanfaat. Dari pertemuan tersebut biasanya bertukar pengalaman hidup dan ilmu pengetahuan serta mengembangkan relasi, dari sinilah rezeki akan bertambah.

Lalu baagaimana menyikapi bukber pada situasi saat ini? tentunya kita perlu bijak dalam bertindak. Tidak selamanya berkumpul itu baik, jika lebih banyak mendatangkan mudarat. Maka kita perlu mencari alternatif. Saat ini kita perlu mendukung program vaksin yang sedang gencar dilaksanakan pemerintah. Jika saja semua masyarakat  memiliki jadwal bukber maka sudah dapat dibayangkan berbagai tempat makan akan padat dipenuhi pengunjung. Maka semua pihak perlu menyiasatinya. Ramadan tahun kedua bersama pandemi justru menjadi permasalahan yang cukup berat. Ada rasa jenuh ketika harus mengalamai suasana seperti tahun sebelumnya.

Ada salah satu alternatif yang dapat ditempuh yaitu bukber virtual. Mungkinkah bukber virtual? jika dunia pendidikan dan pariwisata saja bisa secara virtual mengapa tidak kita coba.  Langkah yang perlu ditempuh diantaranya: (1) mengatur jadwal kegiatan, (2) menyususn acara yang bermanfaat, Anda bisa mengisinya dengan program kultum jelang berbuka puasa, (3) pilihlah media yang akan digunakan anda dapat menggunakan google meet ataupun zoom meeting, (4)  bertukar sajian berbuka untuk yang di luar daerah bisa mengirimkan makanan khas seperti gudeg kaleng dari Yogyakarta, Rendang dari Padang, bakso aci dari Bandung, dan lain sebagainya, (5) selanjutnya untuk menambah keakraban perlu diadakan acara tegur sapa yang dikemas dengan kuis, dan terakhir (6) pembagian doorprize. Menarik bukan, meski tangan tak dapat berjabat tapi senyum dapat terlihat.

Iis Suwartini, M.Pd PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun