Indra Yunaidi
Indra Yunaidi Wiraswasta

Merdeka! Web :ibnumuslim.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Catatan dari Pinggir | Indikator

27 Mei 2020   20:52 Diperbarui: 27 Mei 2020   20:54 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan dari Pinggir | Indikator
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Akhir tahun bagi banyak pekerja merupakan lembur dan lembur lagi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Membuat laporan macam-macam dan mempersiapkan rencana-rencana untuk tahun depan. Untuk apa laporan? Katanya sih buat mengukur kinerja perusahaan selama satu tahun. Laporan itulah yang menjadi indikator (alat penanda) keberhasilan atau ketidak-berhasilan perusahaan selama satu tahun.

Indikator hampir selalu ada dalam kehidupan kita. Dirumah kita mempunyai indikator pengukur penggunaan listrik atau kita menyebutnya meteran listrik. Yang terkadang membuat kita meringis kalau ternyata penggunaan listriknya melonjak. Dipastikan seluruh anggota keluarga akan diinterogasi, siapa aja yang memboroskan penggunaan listrik. Ujung-ujungnya pasti tetap dibayar bila tak ingin berlilin-ria  karena diputus PLN.

Kalau berkendara kita pasti hapal dengan indikator bahan bakar, alat ini akan sangat berharga pada penghujung bulan. Kadang-kadang  berharap kendaraan dipinjam teman dan dikembalikan dengan posisi meter dalam keadaan F (full). Berarti selamatlah untuk beberapa hari tanpa datang ke pom bensin.

Kalau bursa melemah dan nilai tukar anjlok berarti merupakan indikator melemahnya pertumbuhan ekonomi. Begitulah kata pakar ekonomi. Bagi kita ekonomi akan melemah kalau manager rumah tangga dengan susah payah mengatur logistik dan mulai masak seadanya, berarti itu indikator cadangan devisa rumah tangga mulai menipis.

Pasca Ramadhan ini marilah  kita jenguk indikator Iman kita. Apakah ibadah  kita defisit atau surplus bila dibandingkan Bulan Ramadhan. Apakah dosa yang kita buat pasca ramadhan ini melebihi pahala yang kita setor? Apakah semua perbuatan baik kita sudah berbuah pahala? Karena kita melakukannya bukan karena Allah semata, tetapi karena kita ingin dianggap orang baik dan menampilkan di media-media sosial. Atau kita meninggalkan dosa karena takut dianggap orang tak beragama dan bukan semata-mata takut kepada Allah.


Mudah-mudahan Allah SWT menerima semua ibadah yang kita lakukan selama Ramadhan ini.

4 Syawal 1441 H

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun