Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sound of Borobudur: Potret Literasi Tingkat Tinggi pada Kultural Masyarakat Indonesia

11 Mei 2021   10:11 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:20 1606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto : borobudurnews. com

Candi Borobudur sebagai salah satu warisan budaya dunia (World Culture Heritage) yang ada di Indonesia menurut versi UNESCO memang sangat menarik untuk diperbincangkan. Candi ini didirikan oleh Raja Samaratungga pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra dan dibangun sekitar tahun 750-800-an Masehi. 

Raja Samaratungga merupakan raja Mataram kuno keturunan dari Dinasti Syailendra pada abad ke-8 Masehi. Keberadaan candi Borobudur sendiri ditemukan oleh penjajah Inggris yang bernama Thomas Stanford Rafles sekitar tahun 1814. 

Syailendra adalah sebuah dinasti raja-raja yang berkuasa di Sriwijaya (Sumatera). Namun peninggalan dan manifestasi dari dinasti ini banyak ditemukan di Kedu (Jawa Tengah). Tentang kebenaran darimana asal-usul dinasti ini masih diperdebatkan. Ada pendapat yang mengatakan dari Jawa, Sumatera, dan bahkan India atau Kamboja. 

Masyarakat pada masa dinasti Syailendra ini menganut agama Budha Mahayana. Salah satu kuil Budha terbesar di Indonesia bahkan dunia yaitu Candir Borobudur. Selain sebagai sarana peribadatan, candi yang berlokasi di wilayah Magelang ini memiliki nilai artistik dan histori yang menunjukkan suatu potret tingginya peradaban masyarakat pada masa itu. 

Saya mengambil salah satu definisi tentang literasi dari Elizabeth Sulzby yang mengatakan bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam berbahasa dan berkomunikasi.(penerbitbukudeepublish.com) 

Dari adanya relief-relief yang menghiasi dinding candi Borobudur, menunjukkan bahwa masyarakat pada masa dinasti Syailendra tersebut sudah memiliki kemampuan literasi budaya sangat tinggi yang dituangkan dalam bentuk bangunan candi. Selain mengajarkan tentang agama Budha, keberadaan relief ini juga mengisahkan tentang kehidupan Mataram kuno. 

Relief yang ada pada candi Borobudur terbagi menjadi 4 kisah utama yaitu Karmawibhangga, Lalita Wistara, Jataka & Awadana, dan Gandawyuda. Dari sumber yang saya baca, Karmawibhangga adalah cerita pada relief yang menggambarkan sebab-akibat dari perbuatan baik dan buruk. Perbuatan manusia yang baik akan mendapat ganjaran di surga dan perbuatan manusia yang buruk akan mendapat siksa di neraka. 

Kisah relief pada Lalita Wistara berisi tentang hidup dan ajaran Sang Budha Gautama (pendiri agama Budha) sejak turunnya Sang Budha dari surga Tursita hingga memberikan khotbah pertama di Taman Rusa, dekat kota Benares (India). Relief Jataka menunjukkan kisah kehidupan Budha sebelum dilahirkan sebagai manusia yang bernama Sidharta Gautama dan Awadana berkisah tentang kepahlawanan. Terakhir, Gandawyuda adalah relief yang mengisahkan tentang perjalanan Sudhana (nama seorang anak muda) dalam menggali dan mencari kebenaran sejati. 

Jika saat ini sebuah kisah biasanya dituliskan dalam buku atau e-book di media internet maka pada masa lampau sebuah kisah dituliskan dalam bentuk relief (berfungsi sebagai buku) yang dipahat di atas bangunan candi (berfungsi sebagai museumnya). 

Mengapa mereka lebih memilih dalam bentuk gambar (relief) dibandingkan tulisan (huruf Pallawa) ? Inilah salah satu bukti bahwa masyarakat jaman itu sudah visioner (berwawasan ke depan). Dalam pembuatan relief ada suatu kerjasama yang luar biasa antara pendeta (penulis cerita), seniman (menggambar pada panel dan menyempurnakan detail & karakter), dan pemahat (pembuat karakter dan bentuk pada panel).

Bisa kita bayangkan jika relief itu tidak berbentuk pahatan gambar melainkan dalam bentuk tulisan Pallawa (aksara yang berasal dari India bagian selatan) dan aksara Kawi (Jawa Kuno), pasti yang dapat menerjemahkan hanyalah para arkeolog dan ahli sejarah saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun