Bukan Sekedar Barang Koleksi

Setiap orang pasti memiliki kegemaran/hobi yang biasa dilakukan ketika memiliki waktu senggang atau yang bisa memberikan kesenangan dan kepuasan. 

Salah satu dari kegiatan ini adalah dengan cara mengoleksi barang. Berbagai benda koleksi tergantung dari pemikiran, minat, fungsi, dan tujuan masing-masing individu.

Sebagai perempuan, semula saya suka mengoleksi alat-alat dapur, perlengkapan Tupperware, kosmetik, dan tentu saja pakaian. Namun dengan berjalannya waktu, saya mulai berpikir untuk mencari barang-barang koleksi yang memiliki nilai/value menguntungkan di masa depan.

Berbekal pengalaman dari orang lain, saya memiliki tetangga yang koleksi baju, jilbab, tas, dan sepatu atau sandalnya lumayan banyak. Setiap keluar rumah, pasti tetangga tersebut akan tampak fashionable. Hingga suatu hari, ada hal yang kurang baik menimpanya. 

Untuk kalangan artis atau pejabat, mengoleksi tas atau sepatu yang berkelas, mungkin tetap akan menjanjikan. Ada sebagian yang menjadikan tas tersebut sebagai sarana investasi. 

Namun bagi orang awam seperti saya, tas atau baju yang telah kita pakai, tidak akan memiliki nilai/value lagi di masa yang datang.

 Seandainya kita membeli pakaian dengan harga Rp 450.000,00 maka seminggu lagi pakaian yang telah kita gunakan walau hanya sekali akan menjadi barang bekas. 

Kalaupun kita jual kembali dengan harga Rp 100.000,00 maka kalau ada yang mau membeli pun itu sudah bagus.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, saya akhirnya selektif dalam memilih barang-barang yang tepat untuk dijadikan sebagai koleksi. 

Saat ini, saya memiliki 3 jenis benda koleksi yang menurut saya memiliki nilai edukasi dan ekonomis demi masa depan.

Pertama, saya menyukai koleksi buku. Bagi saya, keberadaan buku-buku ini sangat penting guna menambah ilmu dan wawasan serta cara berpikir saya terhadap segala sesuatu.