H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Wiraswasta

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

"Rumah Singgah" Berdampak Psikologis Cegah Mudik

23 April 2020   06:31 Diperbarui: 23 April 2020   06:41 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Rumah Singgah" Berdampak Psikologis Cegah Mudik
Ilustrasi: Rumah Singgah di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (21/4). Sumber: Tangkap Video | BONE POS

Cara paling ampuh mencegah penyebaran Covid-19 adalah "Trik Rumah Singgah", artinya bukan hanya menunggu masyarakat meminta untuk mengisolasi mandiri. Tapi lebih dari pada permintaan sendiri.

Misalnya, setiap kabupaten dan kota segera menerapkan aturan atau membangun pos jaga. Bila ada masyarakat masuk di sebuah daerah tanpa alasan yang kuat, maka yang bersangkutan bisa masuk karantina pada rumah singgah dalam masa tertentu.

Faktor psikologi dari karantina atas aturan yang ketat tersebut sangat tinggi. Tentu akan menghindari kegiatan masyarakat pada lintas daerah yang tidak perlu. Keraguan terjebak masuk rumah singgah bila berani mudik. Akhirnya urung niatnya untuk pulang kampung. 

Baca juga: Mirip Wisma Atlet, Depok Siapkan Rumah Singgah Khusus ODP dan PDP Ringan Covid-19

Termasuk menghindari masyarakat keluyuran tanpa urusan. Melebihi batas jam kegiatan di luar rumah yang sudah diatur oleh pemerintah dalam protokol Covid-19. Semua diatur dalam protokol rumah singgah. Agar rumah singga bisa menjadi pencegah keluyuran.

Setiap daerah secara massif menyiapkan rumah singgah isolasi mandiri. Tentu diharapkan membangun efek jera terhadap pentingnya kedisiplinan. Akan memberi efek psikologis yang luar biasa untuk cegah tangkal penyebaran Covid-19.

Hal ini semua termasuk akan mencegah arus mudik menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Karena minimal akan dikurung karantina selama 14 hari.

Baca Juga: Mengenal Vanuatu, Negara Kecil yang Belum Terpapar Wabah Corona Covid-19

Untuk selanjutnya didoakan agar Rumah Singgah isolasi mandiri tidak dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dan pendatang. Seiring dengan kesadaran dan kesehatan prima masyarakat.

Membangun atau menyiapkan rumah singgah, adalah langkah paradoks yang cerdas untuk menangkal penyebaran Covid-19. Setidaknya orang tidak berani ke sebuah daerah bila tidak penting. Karena akan diperiksa saat masuk disebuah daerah, lalu berpotensi di isolasi.

Kunci agar si Corona segera tinggalkan bumi, adalah terima dengan ikhlas kedatangan si Corona dan tingkatkan kedisiplinan. Yakin si Corona segera pamit. In Syaa Allah, manusia segera dapat beraktifitas kembali sebagaimana biasanya.

Surabaya,  23 April 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun