Dzulfikar
Dzulfikar Full Time Blogger

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hari Kebangkitan dan Kaum Rebahan

21 Mei 2020   00:04 Diperbarui: 21 Mei 2020   00:04 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kebangkitan dan Kaum Rebahan
Ilustrasi kaum rebahan (dok.kompas)

Hari kebangkitan nasional tahun ini benar-benar terasa berbeda. Pasalnya banyak anak muda yang disebut sebagai generasi rebahan yang berani bersuara. Ya, meskipun bermula dari adu eyel-eyelan di media sosial.

Kini semuanya justru menjadi gerakan yang tidak terbendung. Apa itu? Banyak kaum rebahan aka generasi milenial yang mulai mau bersuara. Misalnya tentang kejanggalan kartu pra kerja atau tentang naiknya tanda pagar #IndonesiaTerserah. Hal itu menunjukan bahwa kaum rebahan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bangsanya seperti dr Wahidin, Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, dan Suraji saat merumuskan Budi Utomo.

Kita saksikan bahwa ada calon-calon dr Wahidin di masa depan yang masih memikirkan bangsanya. Saya melihat gejala tersebut tercermin dari salah satu sosok anak muda yang jago ngeyel tapi justru memiliki pengaruh yang sangat besar di jagat maya, salah satunya adalah dr Tirta. 

Sosok dokter yang juga pengusaha ini bisa jadi adalah cermin seorang dr Wahidin masa kini. Tirta yang juga punya follower bejibun di Instagram yang baru-baru ini rajin sekali melakukan IG Live dan rekaman di berbagai kanal YouTube menunjukkan keseriusannya untuk mengubah Indonesia, setidaknya dengan caranya sendiri. 

Sosok dokter lulusan UGM yang dekat dengan anak jalanan ini memang sedang getol-getolnya memprakarsai brand lokal, demi apa? Demi Indonesia, demi generasi muda yang bangkit dengan kakinya sendiri.

Beruntung pemuda yang usianya di bawah 30 tahun itu banyak didukung oleh tokoh nasional dan tokoh masyarakat lainnya. Tirta ditegur secara halus bahwa mungkin niatnya benar tapi cara penyampaiannya kurang tepat. 

Akhirnya dia pun berubah. Apalagi setelah ia turun langsung membagikan APD dan bantuan lainnya kepada para petugas medis di garda terdepan dalam melawan pandemi covid19.

Kita melihat bukan hanya dr Tirta saja yang bergerak. Ada ribuan anak muda yang tidak perlu dikoordinir tetap melakukan aksinya dengan caranya masing-masing. Tidak seperti anak muda lain yang lulusan luar negeri, berprestasi, punya perusahaan di Singapura tapi ngobyek program pemerintah dengan dodolan video tutorial, ah sudahlah...

Saatnya Indonesia bangkit di masa new normal nanti. Indonesia harus bergerak meski belum terkoordinasi dalam satu wadah seperti Budi Utomo pada zaman itu. 

Pada akhirnya momen Lebaran yang tinggal menghitung hari ini menjadi momen yang tepat untuk bergerak maju dan melupakan apa yang sudah terjadi di belakang. Memperbaiki cela, mengevaluasi, dan meningkatkan program-program pemberdayaan yang membuat ekonomi bangsa menjadi maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun