Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Administrasi

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pertanyaan Lebaran Jodoh, Harta dan Tahta!

29 April 2022   20:06 Diperbarui: 29 April 2022   20:10 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertanyaan Lebaran Jodoh, Harta dan Tahta!
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Nyinyir saat Hari Raya sudah laiknya sebuah tradisi, tapi nyatanya hal itu tidaklah datang dari orang orang terdekat yang mungkin dalam sebulan rutin berjumpa jikapun ada sangat jarang sekali saya rasa. Biasanya justru dari orang orang yang mungkin jarang sekali bertemu atau yang hanya berjumpa saat perayaan Hari Raya atau nikahan dan mungkin sedang berduka.

Tidak ada teknik khusus untuk menghadapai akan hal hal seperti ini, kiat kiat kita sendiri untuk menghadapi. Lantaran yang kita temui orang orang yang karekternya mungkin di tiap kesempatan tidaklah sama. Banyak pertanyaan dari yang biasa saja sampai yang kepo sekali akan terlontar seakan ini adalah ajang tanya jawab saat dibuka nya sebuah kelas.

Pada intinya kesabaran dan lapang dada serta selalu mampu mengambil sisi positif adalah cara paling ampuh melalui hal seperti ini. Jika itu kamu rasa sudah melewati batas, tak perlulah menjelaskan apapun karena sebetulnya mereka tidak perlu penjelasan bahkan jikapun minta bukti tidak akan membantu karena semua hal selalu dapat di nilai dengan hal hal yang sulit kita duga.

Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah membandingkan satu orang dengan orang lain, biasanya itu sepupuan dan pamer sini sudah bisa ini sudah bisa itu, sedang usaha ini, sedang sekolah disini atau masuk beasiswa dan entah apapun yang bisa di pamerkan. Pencapaian nyatanya tidaklah semanis omongan Om Tante karena ya kita yang jalanin selama itu tak membuat kita jadi beban keluarga lestgo saja, toh yang jalani semua hal ini adalah keluarga kecil kita.

Perbandiangan tidak berhenti hanya pada profesi serta kegiatan kegiatan yang sedang dikerjakan bahkan bisa sampai membahas pendapatan. Jika sudah demikian lebih banyak kurang kurangkan interaksi dan jawab seperlunya saja. Hal yang sama juga baiknya kita pakai pakaian yang biasa saja rapih sopan dan jangan terllau menarik perhatian, bagi saya sih demikaian karenya menghindari spotlight selalu menjadi momen penyelamat.

Pertanyaan kapan nikah juga kadang menghantui beberapa teman yang umurnya sudah diatas angka kepala tiga dan rerata mereka jujur sangat tidak nyaman ditanya demikian apalagi yang perempuan. Sebetulnya hal lumrah itu akan terus ditanyakan bukan hanya dari orang lain pastilah keluarga inti akan lebih dulu. Tapi ya kadang ada rasa risih yang ditanya demikian atau nantinya di kenal kenalkan, seakan kita jika tidak menikah cepat cepat adalah beban keluarga.

Saya sekarang kini lebih menekankan nikah adalah ibadah yang perlu lebih dari kepercayaan karena banyak beberapa trauma tersendiri yang membuat lebih banyak pilih pilih, kadang sama seperti sebelumnya yang perlu kita jelaskan alasan kita belum memutuskan menikah adalah keluarga inti saja, yang lain biarlah yang inti menjelaskan jika ditanya. Seperti itulah tameng yang kadang menurut teman saya jitu. Kalau ada yang lebih baik bisa komentar ya di bawah.

Kadang yang paling nyelekit dan tepat kena sasaran adalah pertanyaan kapan hamil? hadeh ini sih sudah menurut saya keterllauan. Kadang kesabaran memang diuji untuk satu pertanyaan seperti ini. Teringat teman saya malah menyauti dengan sebuah sindiran halu, "Ya mungkin belum dipercaya, atuh siapa tahu sama bibi bisa langsung di jabah soalnya bibi kan solehah tapi kalau bibi juga doa belum dijabah berarti yang kurang bukan disaya doang ibadahnya ya" saking sudah emosi sekali pertanyaan menghampiri di tahun ke empat pernikahan kawan saya itu. Padahal segala macam usaha sudah dijalani tapi jika belum diberi kepercayaan kenapa mesti maksa?

Nah mungkin kita sebelum halal bihalal bisa menyiapkan tema tema obrolan agar tidak membuat kita dicerca pertanyaan pertanyaan yang menjengkelkan mungkin bisa baca tips dari saya siapa tahu memnag berguna.

1, Tanyakan cerita zaman dahulu kampung ini seperti apa saat zaman kakek atau saat paman bibi kecil, ada kemungkinan akan berhubungan dengan romansa tapi alihkan saja dengan bicara pembangunan di daerah sini atau tempat tinggal nya. Kadang dengan demikian itu bisa mengalihkan pertanyaan pertanyaan krusial.

2. Jika ada bocah bocah kecil bisalah diajak bermain atau iseng iseng ajak ke warung sambil agak lama waktu nya entah di ajak puter puter dan keluar uang lumayan tapi mengurangi kehadiran dengan yang beresiko kapan nikah? jauh lebih sepadan rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun