Endah Kurnia Wirawati
Endah Kurnia Wirawati Full Time Blogger

Blogger dan translator novel dan komik. Traveler and writer on http://www.muslimtravelergirl.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menelisik Toleransi dan Persatuan Umat Beragama di Masjid Menara Kudus

8 April 2023   18:07 Diperbarui: 8 April 2023   18:09 3351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelisik Toleransi dan Persatuan Umat Beragama di Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus (Pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)

Meski saya lahir dan saat ini bermukim di kabupaten Pati, namun saya justru tidak pernah mengunjungi Masjid Menara Kudus yang berada di kabupaten tetangga Pati ini. Dengan alasan dekat dan bisa dikunjungi kapan saja,mengunjungi masjid ini justru selalu tertunda. Akhirnya saya justru mendapat kesempatan mengunjungi Masjid Menara Kudus ketika teman saya dari Bengkulu datang berkunjung dan meminta untuk ditemani mengunjungi masjid nusantara ini.

Masjid ini merupakan salah satu masjid nusantara terkenal di Indonesia yang terletak di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Menara Kudus karena menara masjidnya yang tinggi dan indah. Masjid Menara Kudus juga terkenal karena kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia.

Pada awalnya, kawasan Kudus merupakan pusat perdagangan yang ramai di pantai utara Jawa. Pada abad ke-15, seorang wali Sufi bernama Ja'far Shadiq, yang setelahnya dikenal sebagai Sunan Kudus, datang ke daerah tersebut untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Kudus lalu membangun sebuah pondok pesantren dan kemudian sebuah masjid yang disebut dengan Masjid Al-Quds atau Masjid Agung Kudus.

Pada abad ke-16, seorang putri dari Kesultanan Demak yang bernama Ratu Kalinyamat memerintahkan pembangunan masjid yang lebih besar dari Masjid Agung Kudus yang ada saat itu. Masjid baru ini diberi nama Masjid Menara Kudus karena menara masjidnya yang tinggi dan indah. Masjid Menara Kudus ini kemudian menjadi pusat kegiatan agama dan sosial masyarakat Kudus serta menjadi salah satu landmark penting dalam sejarah Islam di Indonesia.

Simbol Toleransi Antar Umat Beragama

Masjid Menara Kudus terkenal sebagai simbol toleransi dan persatuan antar umat beragama di Indonesia, terutama karena kisah nyata tentang tokoh-tokoh dari berbagai agama yang bersatu membantu membangun masjid ini.

Menurut cerita yang beredar, pada saat pembangunan Masjid Menara Kudus, Ratu Kalinyamat memerintahkan untuk membangun masjid dengan bahan-bahan yang sulit didapatkan pada waktu itu, seperti pasir, batu bata, dan air. Namun, orang-orang yang membantu pembangunan masjid tersebut berasal dari berbagai agama, termasuk orang Hindu, Buddha, Konghucu, dan Kristen.

Jam dan bedug di menara masjid Kudus (pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)
Jam dan bedug di menara masjid Kudus (pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)

Ketika pasokan bahan bangunan semakin sulit didapatkan, seorang pemuda Hindu bernama Juru Mertani datang membantu dengan membawa pasir dari daerah yang jauh. Seorang pendeta Buddha bernama Gondo Ireng memberikan bantuan berupa kayu bakar untuk dibakar menjadi arang, yang digunakan untuk membuat batu bata. Seorang tokoh Konghucu bernama Ki Ageng Suryomentaram juga memberikan bantuan dengan menyumbangkan tanah yang diperlukan untuk membuat tembok masjid.

Selain itu, tokoh Kristen setempat juga membantu dengan menyediakan air untuk keperluan pembangunan masjid. Mereka semua bekerja sama dengan tekun dan saling membantu untuk menyelesaikan pembangunan Masjid Menara Kudus.

Kisah nyata ini diabadikan dalam relief yang terdapat di dinding masjid sebagai simbol toleransi, persatuan, dan kerjasama antarumat beragama. Dengan cerita ini, Masjid Menara Kudus menjadi simbol penting bagi Indonesia sebagai negara yang heterogen dan multikultural, yang mampu hidup dalam kerukunan dan kebersamaan di antara berbagai agama dan suku bangsa.

Paduan Tiga Gaya Arsitektur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun