Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sepuluh Aturan Hidup agar Tetap Sehat, "Longevity", dan Bahagia ala Jepang

26 Januari 2021   10:47 Diperbarui: 27 Januari 2021   01:17 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tersenyum, salah satu cara bahagia orang Jepang (Sumber: thenewsline.com)

Siapa yang tidak ingin hidup sehat, berumur panjang (longevity), dan bahagia? Saya kira semua berharap seperti itu. Tetapi, ada yang berhasil dan ada yang gagal. Mengurangi kemungkinan gagal dengan hidup seperti itu, ada baiknya kita menoleh ke Jepang. Ke pulau Okinawa, khususnya ke sebuah desa yang bernama Ogimi. Bagaimana mereka, orang-orang di daerah itu, bisa berumur panjang, tetap sehat, dan bahagia?

Sepuluh Aturan

Ada 10 aturan untuk bisa hidup seperti yang kita impikan itu sebagaimana diteliti, dirumuskan, dan ditulis Hector Garcia dan Francesc Miralles dalam bukunya yang berjudul Ikigai. Buku ini merupakan hasil penelitiannya di Ogimi, Okinawa. Ada juga buku lainnya, buah karya Taro Hiroshi yang bertajuk How to Ikigai.

Apa sajakah kesepuluh aturan hidup sehat, umur panjang, dan bahagia itu? Saya akan mengutip pointer-pointernya dari sumber di atas dengan uraian atau penjelasan seperlunya ala saya. Mari kita mulai.

Tetaplah Aktif

Pertama, terus aktif, jangan pensiun. Kedua peneliti ini melihat bahwa kebanyakan mereka yang berusia tua tetapi tetap sehat dan bahagia adalah karena mereka tetap aktif. Pensiun bagi mereka bukan saatnya untuk tidak bekerja, lalu berleha-leha. Bukan!

Pensiun bagi mereka tidaklah benar-benar pensiun dalam arti sama sekali tidak bekerja lagi. Bagi masyarakat desa Ogimi di pulau Okinawa, pensiun bukan berarti berdiam diri, melainkan tetap aktif mengisi waktu sepanjang hari.

Tentu saja pekerjaan harus disesuaikan dengan usia tua, tidak lagi berat-berat seperti yang mereka lakukan di masa muda. Mereka juga bekerja yang sesuai dengan kesenangan, sesuai dengan minat atau passion mereka.

Pelan-pelan Saja

Kedua, perlahan saja. Untuk apa sih memelihara kebiasaan tergesa-gesa atau terburu-buru? Tidak ada gunanya, bukan? Orang yang sering terburu-buru, pikirannya akan selalu tegang, serius, genting, tertekan, dan sejenisnya.

Mereka tidak bisa menikmati setiap tahapan kegiatan dengan baik karena selalu merasa dikejar-kejar waktu. Alhasil, acapkali bukan kesuksesan yang didapat, melainkan jatuh sakit dan depresi. Siapa mau bernasib seperti itu? Tentu tidak ada, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun