Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Guru

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Amadeus

25 April 2022   16:33 Diperbarui: 26 April 2022   11:10 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu kemudian---dan itu lebih dari 10 tahun kemudian---saya temukan informasi bahwa Cynomadeus merupakan akronim dari Cycle Neo Amadeus. Jadi tidak ada hubungannya dengan anjingnya Mozart. Cyno secara etimologis berasal dari kata Yunani kyon yang berarti anjing.

Sejak sekarang adalah hari-hari Ramadan, saya tergoda untuk melacak suku kata deus pada Amadeus. Apakah ada hubungannya dengan Tuhan? Dan voila, benar saja. Kita temukan dalam Wikipedia:

"Amadeus merupakan nama yang diberikan berkaitan dengan Tuhan yang diambil dari kata-kata Latin ama---bentuk perintah dari kata kerja amare (mencintai)---dan Deus (Tuhan). Sebuah kata majemuk seperti halnya phereoikos [siput, si pembawa rumah]. Nama yang bisa diartikan kecintaan Tuhan, dalam arti lain, seseorang yang dicintai oleh Tuhan atau [kebalikannya] seseorang yang mencintai Tuhan." 

Amadeus kurang lebih semakna dengan Habibullah dalam bahasa Arab. Nama yang bagus, tentunya. Hanya saja di satu sisi, sulit bagi saya untuk menahan diri tidak memplesetkan nama lengkap Mozart ke dalam bahasa Arab---khas candaan para santri---sebagai Waliyul Ghani Ahmad Marzuq alias Wolfgang Amadeus Mozart.   

Cyanobacteria

Bagai anak-anak didik saya di Kelas IPA---yang dua tahun ke depan sudah tidak akan ada lagi penjurusan kelas sesuai perubahan Kurikulum 2022---barangkali kata Cyanobacteria tidaklah aneh. Menurut laman Gramedia di bagian literasi Cyanobacteria adalah ganggang hijau biru dan tempat hidupnya sering kita jumpai dalam  kehidupan sehari-hari, seperti di danau, sungai, laut, rawa, batu dan tanah.

Dekatnya bunyi cyno dan cyano menyeret kembali ingatan saya kepada paparan Tom Chi di TEDxTaipei dengan judul Everything is Connected---Here's How. Chi membahas betapa Cyanobacteria berperan besar dalam keberadaan planet ini sehingga menjadi layak huni. 

Bukan hanya itu, Chi pun mengajak kita belajar darinya dalam bereksistensi dan sekaligus berkoeksistensi. Tulisan saya beberapa waktu lalu, Tiga Nasehat dari Semesta, membincang peran Cyanobacteria sebagai salah satu dari tiga pokok pembicaraan Tom Chi di TEDxTaipei tersebut.

Tiga milyar tahun lalu bernafas seperti sekarang ini adalah mustahil. Udara Bumi nyaris tidak memiliki oksigen sama sekali di dalamnya. Jadi kesimpulannya planet Bumi tidak bisa dihuni oleh kita saat itu. Hanya organisme bersel satu saja yang bisa bertahan hidup. 

Syukurlah satu dari antara mereka ada yang kita kenal sekarang sebagai cynobacteria. Makhluk bersel satu ini memiliki trik khusus yang kita sebut sebagai fotosintesis, yaitu kemampuan mengubah energi dari matahari dan mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.

"Dan sepanjang milyaran tahun, mulai dari dua setengah milyar tahun lalu, sedikit demi sedikit bakteri-bakteri ini menyebar ke seluruh planet ini dan mengubah semua karbon dioksida di udara bebas menjadi oksigen yang sekarang kita miliki.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun