Dhany Wahab
Dhany Wahab Penulis

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Itikaf dan Karantina Hati

15 Mei 2020   07:15 Diperbarui: 15 Mei 2020   07:13 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Itikaf dan Karantina Hati
wahdah.or.id

Seringkali sumber utama persoalan yang kita hadapi bermula dari dalam hati saat merespon berbagai hal yang terjadi. Mendekatkan hati kepada Allah SWT merupakan upaya perbaikan yang secara terus menerus mesti dilakukan agar terbentuk qolbun salim.

Allah menyebut Qolbun Salim dalam surah Asy-Syu'ara ayat 88-89, artinya " (yaitu) Pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih".

Melakukan 'karantina diri' melalui i'tikaf hendaknya mendidik kita bisa mengelola hati menjadi pribadi yang patuh tanpa syarat, taat tanpa tapi dalam mejalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Hati yang ikhlas mengharapkan keridhoan Allah, bukan pujian manusia, bersih dari hasad dan dengki kepada orang beriman. Bergegas dalam melakukan kebaikan karena orang yang suka melambatkan kebaikan, maka Allah lambatkan mendapatkan kebaikan di akhirat. Mencintai apapun yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah.

Dalam keseharian seringkali kita mengalami situasi dan kondisi labil ketika menghadapi permasalahan. Maka sejatinya esensi orang yang bertakwa adalah mampu menjaga stabilitas hatinya untuk tetap beriman dan berserah diri terhadap dzat yang maha sempurna.

Dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia, yang menggenggam hati setiap insan diantara dua jemari Ar-rahman Yang Maha Pengasih. Dengan kehendak-Nya ia membolak-balikkan hati manusia. "Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi 'alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)."

Doa tersebut merupakan doa yang sering kali diucapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Beliau mengajarkan kepada umatnya untuk memasrahkan hati kepada Yang Maha Penguasa agar selalu diberikan keteguhan hati dalam hal keimanan dan akhlaqul karimah.

Sungguh ramadan adalam momentum pembersihan jiwa raga manuasia untuk kembali menjadi fitrah sesuai kodratnya saat pertama kali lahir ke dunia. Melalui ibadah i'tikaf kita bisa menyegarkan kemabali hakikat diciptakan jin dan manusia tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Perjalanan untuk menjadi manusia muttaqin bermula dari pembentukan qobun salim yang bersemayam dalam raga kita. Hati yang bersih akan selalu menghadirkan perilaku mulia.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun