Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Saling Berkirim Kabar dan Hampers Cara Menjaga Silaturahmi Saat Pandemi

14 Mei 2021   15:29 Diperbarui: 14 Mei 2021   15:33 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Berkirim Kabar dan Hampers Cara Menjaga Silaturahmi Saat Pandemi
Dokumen pribadi

Silaturrahmi atau silaturahim yang berarti menyambung tali persaudaraan seyogyanya dilakukan dengan cara saling mengunjungi. Kita berjabat tangan dan saling berpelukan. Menanyakan kabar dan berbagi cerita tentang banyak hal. 

Membawa buah tangan atau oleh-oleh sekadar etika. Bahwa tak pantas berkunjung ke rumah orang hanya melenggang tangan. Yang terpenting dari semua itu adalah kehadiran kita. Sudah berkenan hadir dan berkunjung sudah suatu kesyukuran tersendiri.

Artinya orang tersebut telah meluangkan waktunya dan memerlukan serta mempersungguh untuk mengetahui kabar kita. Melihat sendiri kondisi kita. Saking berartinya kehadiran seseorang tersebut. Atau saking ditunggunya kedatangan seseorang itu. Ada celetukan seorang ibu yang bisa membuat telinga merah.

"Enggak usah kirim uang. Enggak perlu bawa apa-apa. Yang penting kamu ada di depan mata, ibu sudah senang."

Hal tersebut menunjukkan betapa berharganya kehadiran kita dibandingkan apa pun. Dulu. Ya, dulu sebelum pandemi

Setelah pandemi tentu kita tidak boleh egois. Pokoknya Silaturrahim adalah datang, jabat tangan, dan pelukan erat. Kondisinya tidak bisa seperti itu lagi. Bahkan sudah menjadi peraturan pemerintah yang harus dipatuhi. Sebagai warga yang baik tentu kita harus mentaati peraturan tersebut.

Lalu bagaimana agar silaturahmi tetap terjaga saat pandem? Tanpa perlu berkunjung, berjabat tangan dan berpelukan.

Mudah saja. Sekarang era digital. Semua hal bisa dilakukan hanya dengan memainkan jari jemari. Jika dulu menelpon dan berkirim kabar hanya untuk hal-hal penting saja. Kini kita bisa melakukannya setiap saat untuk menanyakan kabar mereka yang jauh di sana.

Bisa melalui pesan singkat, menelpon atau video call. Meski tidak bisa bertatap muka secara langsung. Kita masih bisa saling melihat melalui video call. Jadi tak perlu risau dengan urusan tak bisa mudik. Nanti ada saatnya kita bisa berkumpul dan saling peluk kembali.

Selain itu kita juga bisa mengirim hampers berisi makanan kesukaan. Atau makanan yang sama dengan yang kita makan. Intinya berbagi kebahagiaanlah. Bukankah tujuan Silaturrahmi juga seperti itu? Berbagi kabar bahagia. 

Pandemi bukan halangan untuk bersilaturahmi. Tinggal bagaimana kita mengkondisikan keadaan. Agar semua tetap berjalan baik tanpa melanggar aturan yang berlaku. (EP)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun