Denata
Denata Wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hobi Koleksi Barang Bernilai Investasi

5 Mei 2021   19:07 Diperbarui: 5 Mei 2021   19:12 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi Koleksi Barang Bernilai Investasi
Sebagian dari koleksi buku, sumber dokpri

Setiap orang memiliki hobi dan kegemaran masing-masing, salah satunya mengoleksi barang tertentu. Barang yang dijadikan koleksi bisa bermacam-macam jenisnya, dari yang biasa saja, unik dan langka. Dari yang berbentuk kecil hingga besar. Bahkan tidak sedikit orang yang rela bepergian ke seluruh penjuru dunia hanya untuk mencari dan menambah koleksi barang.

Berbicara tentang hobi mengoleksi barang tidak akan ada habisnya. Jika perempuan pada umumnya gemar mengoleksi tas, baju, sepatu dan perabot rumah tangga, tidak demikian dengan saya. Barang-barang tersebut memang ada di rumah, tetapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari alias terbatas. Kenapa? Karena membeli sesuai kebutuhan sudah lebih dari cukup, tidak perlu berlebihan. Lantas hobi koleksi barang apa yang saya gemari? Hobi koleksi barang yang memiliki manfaat dan bernilai investasi jangka panjang.

Membeli, Membaca dan Koleksi BukuĀ 

Sebagian koleksi buku, jenis komik, sumber dokpri
Sebagian koleksi buku, jenis komik, sumber dokpri

Mengoleksi barang hendaknya memiliki nilai investasi. Tapi jangan salah paham dulu, investasi tidak hanya tentang saham, reksadana, properti dan emas. Mengoleksi buku juga merupakan investasi yaitu investasi ilmu. Sebuah investasi yang tidak akan pernah lekang oleh waktu.

Ketertarikan mengoleksi buku dimulai sejak lulus kuliah dan sudah mulai mencicipi dunia kerja. Sebenarnya ada hubungan antara kegemaran membaca buku dengan mengoleksi buku saat ini. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, saya kerap memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku cerita yang dibelikan orang tua setiap akhir pekan. Kegemaran membaca buku terus berlanjut hingga dewasa, hanya saja semua hasrat tentang buku dapat tersalurkan secara total setelah memiliki penghasilan sendiri.

Sejak mandiri dalam hal keuangan, saya semakin rajin membeli buku. Setiap hari Sabtu pasti ada kunjungan ke toko buku terbesar yang ada di kota dan membeli beberapa bacaan. Bahkan waktu 2 jam berlalu tanpa terasa saking senangnya membaca blurb atau sinopsis buku. Setelah berkeliling, baru dapat memutuskan membeli buku apa dan membawa pulang. Dari waktu ke waktu jumlah koleksi pun terus bertambah. Ada kesenangan dan keseruan tersendiri dari hobi mengoleksi buku ini.

Meskipun mengoleksi buku sering mendapat narasi sinis, tetapi saya tidak ambil pusing. Menurut saya, mengoleksi buku lebih banyak manfaatnya daripada mengoleksi barang-barang lain. Meskipun ada beberapa buku yang belum dibaca tuntas, tetapi keinginan untuk membeli buku lagi selalu ada.

Mengoleksi buku menjadi kesenangan tersendiri, buku bagi saya sangatlah unik. Seperti buku yang baru-baru ini saya beli. Buku tersebut menarik karena penulis bisa memaparkan ilmu filsafat dalam sebuah cerita. Banyak orang mengatakan belajar filsafat berat dan sulit. Filsafat dianggap sebagai dewanya ilmu pengetahuan, tetapi melalui novel yang saya beli, filsafat menjadi mudah dicerna dan sangat menyenangkan untuk dibaca.

Itu adalah sedikit contoh kenapa mengoleksi buku menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi saya. Bahkan ketika ada pertanyaan, apa enaknya mengoleksi buku, bukankah membeli buku menjadi perilaku konsumtif. Saya akan menjawab membeli buku memang sekilas terkesan konsumtif, tetapi membeli buku bukan hanya sekedar membeli kemudian selesai. Ada alasan yang bersifat jangka panjang. Selain itu, ada sisi produktif dari mengoleksi buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun