Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Freelancer

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kue Srikaya, Hidangan Khas Ramadan yang Dirindukan

16 April 2021   06:53 Diperbarui: 16 April 2021   07:01 4024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue Srikaya, Hidangan Khas Ramadan yang Dirindukan
Kue Srikaya, Hidangan Khas Ramadan yang Dirindukan | Olahan Pribadi

Umi selalu memasak kue ini saat Ramadan. Tak ada acara berbuka tanpa kue ini. Nikmatnya kue srikaya dingin buatan umi masih terkenang di lidah saya. Ah, jadi kagen umi.

Asal Usul Kue Srikaya

Besar dalam lingkungan keluarga keturunan Arab yang tinggal di daerah Ampel, membuat saya akrab dengan berbagai hidangan khasnya. Mulai dari nasi kebuli, sambosa, krengsengan kambing hingga kue srikaya ini.

Awalnya saya mengira kue srikaya ini adalah hidangan asli Ampel Surabaya. Namun faktanya, kue ini berasal dari Palembang.

Kue ini menjadi salah satu hantaran wajib saat upacara pernikahan di Palembang. Kue srikaya memiliki dijadaikan lambang kelanggengan hubungan, baik dengan keluarga maupun orang lain.

Tak hanya di pesta pernikahan saja. Kue ini juga biasa dijumpai pada acara-acara spesial lainnya, misalnya saat tahun baru dan lebaran.

Kue srikaya ini memiliki makna filosofi yang dalam.  "Sri-Kaya" berarti dewi padi yang mendatangkan kemakmuran. Kue ini dianggap sebagai simbol kemakmuran. Kue ini juga disebut sebagai makanan mertua. Sebab kue ini sering menjadi hantaran yang dikirim menantu kepada mertua.

Dari namanya, banyak yang menduga bahwa kue ini berasal dari buah Srikaya. Namun, kenyataannya tidak ada buah srikaya dalam pembuatan kue ini.

Tapi memang pada awalnya kue ini terbuat dari buah srikaya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, bahan pembuat kue ini pun berubah.

Buah srikaya digantikan oleh bahan lain yang menyerupai. Ini menunjukkan kemajuan ilmu pengetahuan manusia yang dapat melakukan rekayasa terhadap makanan sehingga menghasilkan rasa yang sama seperti buah srikaya asli.

Di Palembang, kue srikaya berwarna hijau, sebab ada campuran daun pandan. Tetapi kue srikaya yang biasa saya makan berwarna cokelat. Terbuat dari campuran gula merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun