Casmudi
Casmudi Full Time Blogger

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Mengenal Budaya Negara dengan Koleksi Kamus Bahasa Asing

5 Mei 2021   02:54 Diperbarui: 5 Mei 2021   11:30 3074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Budaya Negara dengan Koleksi Kamus Bahasa Asing
Koleksi kamus bahasa asing (Sumber: dokumen pribadi)

Apalagi, setiap ada lowongan kerja dengan jabatan manager hingga level C. Syarat utama yang harus dipenuhi adalah "can speak Mandarin fluently". Saya pun tidak berani untuk melamarnya, meskipun syarat lainnya terpenuhi. Saya percaya diri untuk mundur teratur.

Kebetulan, saya mempunyai sepasang suami istri "warga keturunan". Mereka sudah saya anggap seperti keluarga. Saya pernah mengatakan pada mereka.

"Mas, mbak, tolong ajarin saya belajar bahasa Mandarin" pinta saya.

Saya memahami bahwa bahasa Tiongkok akan menjadi bahasa dunia, selain bahasa Inggris. Apalagi, ekonomi Tiongkok sedang melesat bak meteor. Maka, belajar Bahasa Tiongkok menjadi keputusan yang bijak.

Untuk menambah wawasan bahasa Tiongkok, saya memahami percakapan di kanal Youtube. Ditambah, saya mengunduh beberapa film Kungfu. Saya mencermati secara seksama. Setiap kalimat yang diucapkan para tokoh dalam film tersebut. Minimal, saya memahami bahasa percakapan mereka.     

Lantas, apa sih untungnya koleksi kamus bahasa asing?. Bagi saya, setidaknya saya memahami bahasa pergaulan dunia. Jadi, seandainya Allah SWT memberikan rejeki kepada saya. Untuk jalan-jalan ke luar negeri, maka saya sedikit tahu tentang bahasa negara tersebut.

Teknologi internet boleh berkembang pesat. Namun, koleksi kamus bahasa asing telah menjadi kebiasaan. Ketika, mampir di sebuah toko buku dan menemukan kamus bahasa asing lain. Serta, harga kamus bahasa asing tersebut terjangkau dengan isi kantong. Maka, saya berusaha untuk membelinya. Sebagai tambahan ilmu di kala senggang.

Ketika, orang lain mampu mengoleksi barang mewah atau branded. Saya justru tergelitik untuk mengoleksi buku, kamus bahasa asing. Karena, saya merasa bahwa buku adalah jendela. Jendela untuk mengenal cakrawala dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun