Casmudi
Casmudi Full Time Blogger

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Mengenal Budaya Negara dengan Koleksi Kamus Bahasa Asing

5 Mei 2021   02:54 Diperbarui: 5 Mei 2021   11:30 3055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Budaya Negara dengan Koleksi Kamus Bahasa Asing
Koleksi kamus bahasa asing (Sumber: dokumen pribadi)

Belajar bahasa sebuah negara berarti mempelajari budaya setempat.

Sebuah peribahasa bijak yang saya pegang sejak awal tahun milennium. Ya, mempelajari bahasa sebuah negara sejatinya anda sedang mempelajari adat istiadat, budaya dan kearifan lokal negara yang bersangkutan.

Bahkan, mempelajari sebuah bahasa orang lain membuat anda "tidak" akan dibohongi. Ketika, berkunjung ke sebuah negara. Mereka akan merasa bahwa anda adalah saudara mereka.

MEMBELI KAMUS BAHASA ASING

Mempelajari bahasa asing membuat daya tarik tersendiri. Saya mulai mencoba untuk membeli buku kamus bahasa asing. Sebelum demam K-Pop melanda negeri ini sejak tahun 2010.

Saya justru kepincut membeli sebuah kamus bahasa Korea di awal tahun 2001. Ketika saya menjalankan kantor distribusi di Jember Jawa Timur. Saya tertarik untuk membeli kamus Bahasa Korea, di sebuah toko buku terkenal di kawasan pusat kota tersebut.

Kamus bahasa Korea (Sumber: dokumen pribadi)
Kamus bahasa Korea (Sumber: dokumen pribadi)
Saya belajar bahasa asing secara otodidak. Saya merasa bahwa belajar melalui kursus tentu mengeluarkan banyak biaya. Apalagi, saya tidak mempunyai waktu luang untuk kursus Bahasa tersebut.

Saat itu, dunia internet belum segampang sekarang. Saya sendiri mengakui belum memahami dunia internet. Benar-benar kudet dan gaptek. Saya hanya belajar bahasa asing melalui buku yang saya beli. Atau, membaca hingga berjam-jam di sebuah toko buku.       

Sejak tahun 2001, saya merasa bahwa mengetahui bahasa asing itu perlu. Setidaknya, saya memahami bahasa populer yang sering menjadi bahasa conversation (percakapan).

Selain bahasa Korea, Bahasa Rusia juga membuat saya tertarik untuk mempelajarinya. Tahun 2003, saya mampir di sebuah warung internet di dekat tempat tinggal saya. Jujur, saat itu, saya belum mahir mencetak data dari internet. Akhirnya, saya berterus terang kepada operator warnet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun