Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Seniman

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Belanja "Menahan Diri" Jelang Lebaran

7 Mei 2021   22:59 Diperbarui: 7 Mei 2021   23:09 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja "Menahan Diri" Jelang Lebaran
situasi belanja di Tanah Abang (dok: news.detik.com)

Kemudian kebijakan pengetatan lalu pelarangan mudikpun di Indonesia diberlakukan untuk membatasi pergerakan manusia dari daerah ke daerah. Protokol kesehatan kembali digalakkan untuk diperketat. Ini semata-mata untuk melindungi masyarakat kita agar terhindar dari Covid-19 ini.

Walaupun ada segelintir yang menuduhnya dengan berburuk sangka bahwa pelarangan mudik ini untuk melemahkan ukhuwah umat Islam di era ini, C'mon mate, apakah kalian bisa berpikir dengan sehat. Ini tidak ada hubungannya dengan yang kalian persangkakan.

Betul kemarin ini memang baru diluncurkan THR (tunjangan hari raya) dan bu Menteri Keuangan Sri Mulyani menganjurkan untuk menggunakannya untuk meningkatkan daya ekonomi masyarakat, dengan berbelanja. Tetapi sudahkah mendengarkan pidatonya dengan seksama? Beliau menganjurkan untuk membelanjakannya di lingkungan sekitar - ekonomi masyarakat sekitar dan berbelanja online. Tetap anjurannya adalah dalam kerangka mematuhi prokes yang sudah ditentukan.

Ini bulan suci, bulan Ramadan, dimana di bulan ini seharusnya PENGENDALIAN diri kita umat Islam ditingkatkan, dinaikkan, ditegaskan lagi. Seharusnya tanpa susah payah pemerintah melarang-larang mudik dan pembatasan lainnya, kita dapat membatasi diri kita. Apalagi di bulan Ramadan kita ini sedang dilatih mengendalikan diri dari musuh terbesar kita, yaitu HAWA NAFSU. Hawa nafsu belanja, hawa nafsu mudik, hawa nafsu melanggar prokes, ada dalam pasal ini.

Apa yang saya lihat di pasar Anyar, fenomena di pasar Tanah Abang, dengan upaya-upaya pemerintah seperti bertolak belakang. Pemerintah menganjurkan agar patuhi prokes, ikuti nasihat ibu 5M, sementara di pasar, masyarakat di rayu-rayu dengan ajakan ayo belanja, ayo merapat, karena Lebaran sudah dekat. Kita lihat juga di layar televisi mereka yang mencoba berusaha mengakali petugas dengan memaksakan diri untuk mudik.

Lalu pertanyaannya, dalam hal mengakhiri bulan Ramadan ini, dengan fenomena di atas, akankah di bulan Syawal nanti kita akan keluar sebagai pemenang? Pemenang atas penguasaan hawa nafsu kita, akankah?

Mengingat ajakan belanja dari toko di Pasar Anyar, saya memilih untuk berbelanja 'menahan diri' sebanyak-banyaknya menjelang Lebaran 1 Syawal 1442 Hijriyah ini. Kalaupun ingin belanja, online harus menjadi pilihan yang pertama.

Selamat 'berbelanja' .... ;)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun